Seperti dikabarkan di sejumlah media bahwa PT MNC Land Tbk berencana membangun kawasan wisata terpadu, terluas, dan terlengkap di kawasan Lido, Bogor, Jawa Barat. Untuk mewujudkan proyek bertaraf internasional itu pihak perusahaan mengelontorkan investasi secara keseluruhan mencapai Rp20 triliun. Dari jumlah itu, investasi pembangunan tahap awal diprediksi mencapai Rp3 triliun yang akan digunakan membangun infrastruktur, seperti jalan dan fasilitas pendukung lainnya. Selanjutnya akan dibangun fasilitas penunjang seperti resort, hotel, villa dan lain-lain.
Proyek ini tak digarap sendiri oleh MNC Group, tapi melibatkan pihak asing yakni taipan kalibar dunia, Donald Trump. Pelibatan pihak luar ini, menurut CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo, diharapkan memancing investasi lain untuk masuk ke dalam negeri. Ditengah kondisi ekonomi dunia yang kurang baik dan terjadinya pelambatan ekonomi di dalam negeri, maka Indonesia perlu investasi supaya ekonomi bergerak lebih baik.
Menurut pandangan Hary Tanoe, pada 1970-an, ekonomi RI ditopang minyak. Kemudian pada era 1980-an oleh industri dengan banyaknya pabrik yang berdiri. Lantas pada tahun 2000-an, ekonomi Indonesia ditopang meningkatnya harga komoditas. Namun, tiga penopang utama itu , saat ini sudah ‘menghilang’. Misalnya, BBM Indonesia sudah jadi pengimpor. Industi juga melemah karena pelemahan kurs rupiah sehingga kalah dalam daya saing. Demikian pula dari komoditas, sekarang ini harganya rendah. Dengan begitu, tidak ada penopang yang solid untuk membangun ekonomi Indonesia. Maka untuk mengganti tiga penopang itu, salah satunya adalah investasi. Dengan banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia diharapkan ekonomi Indonesia bisa bergerak.
Pergerakan ekonomi nasional itu akan menimbulkan efek domino terhadap pergerakan ekonomi lokal. Seperti misalnya pembangunan infrastruktur jalan yang merupakan bagian dari realisasi rencana pembangunan jalan tol Ciawi-Sukabumi pada Seksi I sepanjang 15, 35 Km. Untuk seksi ini, meliputi paket dua dengan ruas Ciherang Pondok-Pasirjaya sepanjang 5,45 km serta Paket III ruas Pasirjaya-Cigombong sepanjang 4,30 km dengan total panjang mencapai 9,75 km. Perealisasian pembangunan tol ini dapat memberikan banyak manfaat bagi perekonomian masyarakat di sekitar lokasi. Aktivitas ekonomi di sepanjang jalan tol, sejak dari pembangunan hingga nanti kelar akan terus mengalami pergerakan. Ketika sedang dibangun akan tumbuh sentra-sentra ekonomi pendukungnya. Contohnya, kebutuhan makanan dan minuman para pekerjanya hingga kebutuhan jasa lain yang menjadi pendukung dari proyek yang sedang digarap tersebut.
Kemudian, setelah jalan tol itu selesai maka harga tanah di sekitar jalan itu akan merangkak naik, lapangan kerja baru juga bakal tumbuh dan akses jalan dari Ciawi-Sukabumi lebih lancar. Itu, baru dari pembangunan infrastrukrtur jalan. Kemudian saat pembangunan hotel, villa, resort dan theme park, akan mampu menyedot tenaga kerja lokal mulai dari tenaga kasar (buruh) hingga pekerja skill (tenaga ahli). Dengan begitu akan terjadi akulturasi keahlian antara tenaga expert asing dengan tenaga kerja lokal.
Pertukaran keahlian ini akan mampu meningkatkan daya saing sumberdaya manusia lokal dengan pihak luar. Selain itu, masyarakat di sekitar juga akan terkena imbas dari kehadiran Theme Park dan wisata terpadu bertaraf internasional tersebut. Karena warga yang datang ke lokasi, tak semuanya mampu menginap di hotel bintang enam yang ada di wilayah itu. Bisa jadi, mereka akan mencari penginapan atau tempat istirahat yang sesuai dengan kantong mereka. Dan, kebutuhan semacam itu bisa disediakan oleh warga lokal sehingga ke depan, bukan hanya ekonomi lokal yang menggeliat, namun secara nasional juga ikut bergerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H