Saat ini, saudara-saudara kita yang berada di belahan Bumi utara tengah menjalani puasa lebih lama dibandingkan kita di Indonesia. Sebaliknya, mereka yang berada di sisi selatan, menjalani puasa lebih sebentar dibandingkan kita di sini. Ya, saat ini belahan Bumi utara mengalami siang lebih lama dibandingkan malam, sebaliknya di selatan, malamlah yang lebih panjang.
Gerak Semu Tahunan Matahari
Seperti yang kita tahu, Bumi kita selalu setia mengitari Matahari dalam periode 1 tahun (tepatnya 365,25 hari). Tapi jika dilihat dari Bumi, maka seolah-olah Matahari yang berubah posisi. Saat ini Matahari terlihat berada di rasi Cancer, saat lebaran nanti posisi Matahari berada di dekat rasi Leo. Posisi Matahari berdasarkan latar belakang rasi bintang akan terus berubah sepanjang tahun. Berubahnya posisi Matahari inilah yang disebut sebagai gerak semu tahunan Matahari.
[caption id="attachment_122951" align="aligncenter" width="432" caption="Diagram gerak semu tahunan Matahari"][/caption]
Dalam gerak semunya, Matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa (equator) antara 23,5° lintang utara dan lintang selatan (lihat diagram). Pada tanggal 21 Maret - 21 Juni, Matahari bergeser dari khatulistiwa menuju ke utara dan akan berbalik arah setelah mencapai 23,5° lintang utara dan kembali bergerak menuju khatulistiwa. Setelah itu, Matahari akan tampak bergerak ke selatan dan berbalik arah setelah mencapai 23,5° lintang selatan. Mengapa Matahari selalu berbalik pada posisi 23,5° lintang? Ini berkaitan dengan kemiringan poros Bumi. Perhatikan globe dunia yang sering dibuat miring pada bagian porosnya, seperti itulah pula posisi Bumi. Miring sejauh 23,5° terhadap garis yang tegak lurus bidang ekliptika atau bidang edar Bumi.
[caption id="attachment_122966" align="aligncenter" width="250" caption="Globe, bagian porosnya dibuat miring seperti poros Bumi yang miring"][/caption] . Pergantian Musim dan Perubahan Lamanya Siang dan Malam
Kemiringan poros Bumi dan gerak Bumi mengitari Matahari mengakibatkan terjadinya perubahan iklim sepanjang tahun di daerah iklim sedang (daerah yang berada di sekitar 23,5° lintang) dan lamanya siang dan malam. Perubahan lamanya siang dan malam tidak berlaku untuk daerah yang berada dekat 0° lintang atau berada di equator (khatulistiwa) seperti di Indonesia. Daerah-daerah di sekitar equator tetap mengalami siang dan malam sama lamanya sepanjang tahun.
Untuk daerah iklim sedang hanya mengalami siang dan malam sama lamanya pada saat Matahari berada pada titik Vernal Equinox (sekitar tanggal 21-22 Maret) dan Autumnal Equinox (sekitar tanggal 22-23 September). Di luar tanggal-tanggal tersebut maka perlahan lamanya siang dan malam berubah untuk daerah iklim sedang. Untuk saat ini, Matahari cenderung berada di sisi utara Bumi. Atau dengan kata lain, kutub utara Bumi lebih condong ke Matahari dibandingkan kutub selatannya. Itulah mengapa, saat ini di belahan Bumi utara (BBU) mengalami siang lebih lama dibandingkan malamnya. Musim pun berganti dari fase musim semi/spring (tanggal 21 Maret - 21 Juni) ke fase musim panas/summer (tanggal 21 Juni - 23 September) untuk belahan utara. Sebaliknya di belahan selatan (BBS), malam lebih lama dibandingkan siang dan mereka yang berada di sana sedang merasakan musim dingin (winter).
[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="seasonal variations (NASA)"][/caption]
Setelah melewati titik Autumnal Equinox, berganti kutub selatan yang condong ke arah Matahari, dan kutub utara menjauhi Matahari. Musim pun kembali berubah, sisi selatan memasuki musim semi (23 September - 22 Desember) dan berlanjut ke musim panas (22 Desember - 21 Maret). Sebaliknya sisi utara memasuki musim gugur dan berlanjut ke musim dingin. Siang yang lebih lama pun dirasakan oleh mereka yang berada di belahan selatan pada fase ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H