Lihat ke Halaman Asli

P4, Satelit Ke-4 Pluto

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. NASA/ESA/M. Showalter)

Pluto, yang sejak tahun 2006 dikategorikan sebagai planet kerdil (dwarf planet), merupakan obyek yang masih misterius. Berevolusi terhadap Matahari dalam periode 248,54 tahun karena letaknya yang sangat jauh. Memiliki jarak 4,4 milyar km saat berada di titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) dan 7,4 milyar km saat berada di titik terjauh (aphelion). Sejak ditemukan pada 18 Pebruari 1930 oleh astronom Amerika, Clyde W. Tombaugh, belum banyak informasi yang berhasil 'dikorek' dari planet  yang memiliki orbit sangat eksintrik (lonjong) ini.

Seiring waktu, misteri Pluto mulai sedikit terkuak. Informasi terkini dari Pluto adalah tentang 'penemuan' satelit terbarunya, yang sementara menggunakan nama P4. Nama P4 digunakan untuk merujuk bahwa benda tersebut adalah satelit ke-4 Pluto. Ya, Pluto yang diameternya 'hanya' 2.274 km, lebih kecil dibandingkan bulan (berdiameter 3.470 km) memiliki empat pengiring. Charon, Nix, Hydra dan P4. Satelit pertama, Charon, ditemukan oleh astronom Amerika James Christy dan Robert Harrington pada tahun 1978 di US Naval Observatory.  Sedangkan Nix dan Hydra ditemukan tahun 2005 melalui mata kamera Hubble Space Telescope (HST).

P4 sendiri ditemukan astronom dengan menggunakan teleskop Hubble, saat team yang dipimpin oleh Mark Showalter dari SETI Institute sedang melakukan observasi untuk mencari cincin di sekitar planet kerdil. Dugaan adanya cincin di sekitar planet kerdil berawal dari sistem satelit yang ditemukan di sana. Para astronom berpendapat bahwa satelit-satelit ini berasal dari tumbukan antar benda langit (planet dan sejenisnya) saat Tata Surya masih muda, termasuk yang terjadi pada sistem satelit Pluto. Lontaran material akibat tumbukan ini selain menjadi satelit, diduga juga membentuk cincin di sekeliling planet kerdil, terutama material berukuran mikro. Sejauh ini teleskop Hubble sendiri belum mendeteksi keberadaan cincin di sekeliling planet kerdil.

P4 pertama kali terlihat oleh Hubble's Wide Field Camera 3 pada tanggal 28 Juni 2011, dan terlihat lagi oleh Hubble pada tanggal 3 Juli dan 18 Juli. Satelit ke-4 ini diperkirakan memiliki diameter 13 - 34 km, paling kecil dibandingkan 3 satelit lainnya (diameter Charon 1.043 km, Nix dan Hydra antara 32 - 113 km). P4 terlihat mengorbit Pluto di antara lintasan Nix dan Hydra.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="(dok. NASA/ESA/M. Showalter)"][/caption]

Temuan P4 ini berguna untuk mendukung misi NASA yang dinamai New Horizons. Misi ini diluncurkan pada tahun 2006 dan dijadwalkan terbang melintasi Pluto di tahun 2015. Tujuan dari peluncuran New Horizons sendiri untuk menggali lebih jauh informasi mengenai Pluto dan area sabuk Kuiper. "Penemuan yang fantastis!", ungkap Alan Stern, peneliti utama dari New Horizons dari Southwest Research Institute. Diharapkan misi New Horizons ini bisa menguak misteri si planet kerdil nan dingin ini.

Sumber : NASA dan Langit Selatan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline