Lihat ke Halaman Asli

Hesti CS

Bank Indonesia

Waspada Inflasi Pangan, Pahami Penyebabnya

Diperbarui: 21 Desember 2023   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Inflasi pangan merupakan salah satu masalah pelik yang tengah dihadapi oleh pemerintah. Hal ini tak hanya mengancam kondisi perekonomian nasional, tetapi juga menyebabkan kerugian di berbagai aspek. Untuk mengatasinya, dibutuhkan strategi yang tepat. Namun, perlu waktu yang tak sedikit untuk menyelesaikan masalah kelangkaan pangan dari akar.

Masalah kelangkaan pangan ini menjadi salah satu fokus pemerintah. Tentu Anda memahami bahwa keberadaan pangan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat. Kekurangan pangan tak hanya berisiko menyebabkan penurunan kesejahteraan masyarakat, melainkan juga menurunkan tingkat perekonomian nasional.

Lantas, bahayakah inflasi pangan? Apa faktor yang penyebabnya dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?

Bahayakah Inflasi Pangan?

Pada dasarnya, kelangkaan pangan berdampak buruk ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menyebabkan masalah yang tak berujung. Dimulai dari harga pangan meningkat pesat di pasaran hingga membuat konsumen harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut. 

Lantaran harga pangan mengalami peningkatan, hal yang akan terjadi adalah penurunan daya beli masyarakat. Saat konsumen tak mampu melakukan pembelian, secara otomatis penjual akan mengalami kerugian akibat perputaran uang yang tidak lancar.

Kerugian yang dialami penjual akan bertambah ketika barang yang dijualnya merupakan produk cepat rusak, seperti sayur mayur, buah-buahan, dan daging-dagingan. Penurunan daya beli tentu menyebabkan produk yang dijual tidak laku dan berakhir dengan kerusakan. Apabila hal ini terus terjadi, bukan mustahil penjual akan merugi dan berujung gulung tikar.

Faktor Penyebab Inflasi Pangan

Sebenarnya, cukup banyak penyebab terjadinya inflasi pangan. Salah satunya adalah krisis iklim. Meskipun tampak sepele, dampak krisis iklim mendorong terjadinya cuaca ekstrem. Musim kemarau yang lebih panjang dari seharusnya membuat tanaman layu dan petani mengalami gagal panen.

Saat petani tak mampu menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen, sedangkan peminatnya tinggi, alhasil harga jual produk tersebut akan meroket tajam. Perubahan harga yang cenderung cepat ini membuat masyarakat mengalami syok dan merasa bebannya makin berat.

Ketidakmampuan masyarakat membeli bahan pangan berdampak serius pada peningkatan kasus stunting, malnutrisi, serta obesitas. Krisis iklim juga menyebabkan produksi bahan pangan ekspor makin menurun. Ketika produsen tak lagi mampu menyediakan komoditas sesuai permintaan pasar, Indonesia terancam gagal mendapatkan pemasukan tambahan atau devisa dari penjualan ekspor. 

Upaya Menjaga Stabilitas Pangan

Untuk mengatasi inflasi pangan sekaligus memenuhi kebutuhan pangan di masa depan, pemerintah telah membangun jaringan irigasi dan bendungan. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketercukupan pasokan air di musim kemarau sehingga menurunkan risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.

Bersama pemerintah, BI turut berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan dengan menghadirkan GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan). Program ini diharapkan mampu mendorong terwujudnya inovasi pengelolaan pangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline