Lihat ke Halaman Asli

Hesti CS

Bank Indonesia

Business Process Reengineering Bank Indonesia

Diperbarui: 2 Desember 2023   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Proses bisnis memiliki peranan yang penting untuk mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi tidak terkecuali Bank Indonesia yang memiliki tujuan untuk menjaga stabilitas nilai rupiah. Business Process Reengineering (BPR) adalah pendekatan yang dapat mengubah cara sebuah organisasi merancang dan menjalankan proses bisnisnya secara mendalam.

Apa Itu Business Process Reengineering (BPR)?

Secara garis besar, BPR atau rekayasa ulang proses bisnis adalah perancangan ulang suatu proses bisnis secara radikal untuk mencapai peningkatan yang dramatis dalam aspek produktivitas, waktu siklus, kualitas, serta kepuasan karyawan dan pelanggan.

Business Process Reengineering dapat membantu perusahaan menghilangkan proses dalam alur kerja atau operasi yang sebenarnya tidak perlu untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Tak hanya itu, BPR juga mengintegrasikan aktivitas yang serupa guna mengurangi tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan proses bisnis tersebut.

Salah satu implementasi dari BPR yaitu mengubah proses data dari manual menjadi digital yang dapat meningkatkan proses bisnis sekaligus mengurangi tingkat kesalahan yang bisa terjadi.

Tujuan dan Peran BPR

Proses rekayasa ulang proses bisnis diawali dari tujuan dan misi perusahaan serta apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Bisa dikatakan, BPR memiliki fungsi sebagai sektor teknis privat yang membantu perusahaan untuk meningkatkan layanan konsumen dengan menurunkan biaya operasional.

Selain itu, perusahaan juga bisa bersaing secara global. Adapun tujuan suatu perusahaan melakukan rekayasa ulang proses bisnis, di antaranya:

  • Proses pengembangan secara kontinyu yang telah sampai pada batas maksimal.
  • Konsumen yang menggunakan produk pesaing.
  • Terjadinya perubahan kebutuhan konsumen.
  • Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan menghasilkan banyak peluang.

Sementara itu, peran dari Business Process Reengineering, antara lain:

  • Menguatkan informasi yang berhubungan dengan proses bisnis.
  • Melakukan seleksi terhadap proses bisnis yang memerlukan analisis lanjutan.
  • Mengidentifikasi alur semua dokumen yang masuk dan ketidakefisienan suatu proses bisnis yang sedang berjalan.
  • Mengetahui proses dan fungsi mana yang memiliki kinerja baik sehingga perlu dipertahankan.
  • Melihat kesempatan yang potensial untuk proses antardivisi yang lebih harmonis.
  • Mengidentifikasi kesempatan yang potensial dalam menerapkan layanan atau teknologi yang hendak dipakai nantinya.
  • Menawarkan acuan untuk memeriksa sekaligus mengukur kondisi lingkungan saat ini, juga merancang ulang lingkungan untuk masa depan.

Jenis BPR

Dalam implementasinya, terdapat 3 (tiga) jenis Business Process Reengineering yang bisa diterapkan dalam perusahaan, yaitu:

1. Inovasi

Jenis ini bisa diibaratkan dengan “berpikir di luar kotak” (thinking out of the box). Jadi, perusahaan akan melakukan definisi ulang dari produk atau proses baru yang menjadi pengganti dari proses atau produk lama yang dirasa kurang efektif dan efisien.

Salah satu caranya yaitu menerapkan metode six-sigma. Metode ini menawarkan waktu yang lebih singkat dalam mencapai target. Hanya, metode ini biasanya memerlukan biaya tidak sedikit.

2. Improvement

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline