Lihat ke Halaman Asli

Hesti CS

Bank Indonesia

Transformasi Rupiah Layak Edar: Akselerator Pertumbuhan Ekonomi dan Kesetaraan Sosial

Diperbarui: 1 Juli 2023   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : Republika online

           Uang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, uang telah menjadi alat tukar yang digunakan sejak zaman prasejarah. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan sistem ekonomi, uang di Indonesia mengalami transformasi yang menarik. Artikel ini akan membahas sejarah dan transformasi uang di Indonesia dari masa lampau hingga era digital saat ini. Sejarah uang layak edar di Indonesia dapat di identifikasi dalam beberapa fase seperti dalam Gambar 1.

          Gambar 1 menggambarkan  pembagian masa mata uang beredar di Indonesia mulai dari masa Majapahit, Kolonial, hingga Kemerdekaan. Perbedaan ini tidak saja berupa bentuk/desain uang, namun melingkupi penamaan uang, hingga bank sentral yang berperan dalam sirkulasi keuangan di Indonesia.

1. Masa Majapahit

Mata uang yang digunakan pada masa kerajaan Majapahit yaitu gobog China di samping mata uang tiruannya serta mata uang lokal jenis baru yang dikenal dengan kepeng dan gobog Majapahit. Uang gobog Majapahit banyak dibuat dari logam tembaga.

uang-majapahit-jpg-649f0aa3e1a16762333367e3.jpg

Gambar 2. Gobog Majapahit (Sumber: Kompas, 2020)

2. Masa Kolonial

Pada masa kolonial, Belanda memperkenalkan mata uang perak dan tembaga yang dikenal dengan nama "duit". Duit Belanda digunakan sebagai alat tukar yang dominan di Nusantara selama berabad-abad. Uang kertas pertama yang diterbitkan di Indonesia adalah "Javanese Bank Notes" pada abad ke-18.

Gambar 3.  Mata Uang "Duit" Zaman Kolonial Belanda (Sumber: National Geographic Indonesia, 2021)

Gambar 4. Uang Kertas Pertama Indonesia yang diterbitkan oleh De Javasche Bank (Sumber : Pinterest, 2021)

3. Kemerdekaan dan Pengenalan Mata Uang Nasional

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintahan baru Indonesia berusaha membangun sistem keuangan yang independen. Pada tahun 1946, Bank Indonesia didirikan sebagai bank sentral negara ini. Bank Indonesia kemudian mengeluarkan mata uang pertama, yaitu "De Javasche Bank Roepiah".

Pada tahun 1950, uang kertas dan koin baru dengan nama "Rupiah" diperkenalkan sebagai mata uang resmi Indonesia. Rupiah kemudian mengalami beberapa transformasi desain dan denominasi seiring berjalannya waktu.

Gambar 5. Uang Rupiah Pertama setelah kemerdekaan (Sumber : Bank Indonesia 2023)


Gambar 6.Rupiah tahun  1950

          Sejak pengenalan mata uang Rupiah pada tahun 1950, terdapat beberapa kali perubahan desain yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia. Berikut adalah beberapa momen penting ketika Rupiah mengalami perubahan desain:

  • Tahun 1952: Uang kertas Rupiah pertama kali mengalami perubahan desain. Pada tahun ini, uang kertas Rupiah mengalami penyederhanaan desain dengan menghilangkan gambar pahlawan nasional di belakangnya.
  • Tahun 1964: Uang kertas Rupiah mengalami perubahan desain yang signifikan. Gambar Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yang sebelumnya ada di uang kertas digantikan dengan gambar pahlawan nasional.
  • Tahun 1984: Uang kertas Rupiah mengalami perubahan desain yang mencakup perubahan motif, penggunaan teknologi pengaman yang lebih baik, dan peningkatan keamanan untuk menghindari pemalsuan.
  • Tahun 1992: Uang kertas Rupiah mengalami perubahan desain dengan pengenalan fitur keamanan baru, termasuk penggunaan benang pengaman dan tinta optik untuk melindungi dari pemalsuan.
  • Tahun 1999: Uang kertas Rupiah mengalami perubahan desain dengan pengenalan tema "Keanekaragaman Hayati Indonesia". Motif flora dan fauna Indonesia ditampilkan di uang kertas untuk memperkenalkan kekayaan alam negara ini.
  • Tahun 2004: Uang kertas Rupiah kembali mengalami perubahan desain dengan tema "Keragaman Budaya Indonesia". Uang kertas menampilkan gambar-gambar yang mewakili kebudayaan dan kesenian Indonesia
  • Tahun 2016: Uang kertas kembali mengalami perubahan desain terbaru untuk 11 jenis uang
  • Tahun 2022: Bank Indonesia merilis desain baru uang rupiah kertas dengan desain yang mudah dikenali dan menyulitkan pemalsuan pada tahun 2022
  • Tahun 2023: Bank Indonesia akan mulai mengembangkan desain Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital mulai Juli 2023 Namun, belum ada informasi mengenai pergantian desain uang rupiah pada tahun 2023.

          Selain itu, perubahan desain juga terjadi pada uang koin Rupiah dari waktu ke waktu, meskipun frekuensinya tidak sebanyak perubahan pada uang kertas. Penting untuk dicatat bahwa informasi ini mencakup perubahan desain hingga saat ini, tetapi desain uang Rupiah dapat terus berubah di masa depan seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan keamanan yang terus berkembang.

          Dalam era digital saat ini, uang di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan. Kemajuan teknologi dan perkembangan sistem keuangan telah mengubah cara orang menggunakan dan mengakses uang. Layanan perbankan elektronik, kartu debit dan kredit, serta aplikasi pembayaran digital semakin populer di Indonesia.

          Bank Indonesia juga mendorong inovasi dan adopsi teknologi baru dengan memperkenalkan program seperti Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Program ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan pembayaran digital di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, perkembangan mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum juga menarik perhatian di Indonesia. Pemerintah Indonesia sedang mempelajari potensi dan dampak mata uang kripto ini terhadap sistem keuangan nasional.

          Sejarah dan transformasi uang di Indonesia mencerminkan perjalanan panjang bangsa ini dalam membangun sistem keuangan yang mandiri dan inklusif. Dari pertukaran barang hingga inovasi digital, uang terus berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat dan teknologi. Melalui langkah-langkah inovatif dan adopsi teknologi  baru, Bank Indonesia berupaya untuk menciptakan sistem keuangan yang efisien, transparan, dan inklusif untuk masyarakatnya.Dalam konteks keuangan dan ekonomi modern, konsep "uang layak edar" telah menjadi fokus penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan sosial di Indonesia. Uang layak edar mencerminkan komitmen pemerintah untuk menciptakan sistem moneter yang stabil, inklusif, dan berdaya guna bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, Bagaimana transformasi uang layak edar dalam konteks sekarang, dan bagaimana hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan sosial di Indonesia ?

1. Pemahaman tentang Uang Layak Edar

Uang layak edar mengacu pada mata uang yang secara luas diterima dan digunakan oleh masyarakat sebagai alat tukar yang sah dan dapat diandalkan. Konsep ini melibatkan stabilitas nilai uang, ketersediaan yang memadai, dan akses yang merata bagi seluruh masyarakat. Uang layak edar mencakup uang tunai, uang elektronik, serta bentuk-bentuk pembayaran digital.

2. Stabilitas Nilai Uang

Transformasi uang layak edar di Indonesia berfokus pada menjaga stabilitas nilai uang agar inflasi tetap terkendali. Bank Indonesia sebagai bank sentral berperan penting dalam mengatur dan mengawasi kebijakan moneter yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar. Langkah-langkah seperti pengendalian inflasi, pengawasan peredaran uang, dan kebijakan suku bunga diimplementasikan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang seimbang.

3. Inklusivitas dan Aksesibilitas Keuangan

Transformasi uang layak edar juga berfokus pada inklusivitas dan aksesibilitas keuangan bagi seluruh masyarakat. Langkah-langkah seperti peningkatan akses ke layanan perbankan, pengembangan lembaga keuangan mikro, dan pendorong adopsi pembayaran digital telah dilakukan untuk memperluas jangkauan dan partisipasi masyarakat dalam sistem keuangan. Dengan demikian, masyarakat dari berbagai lapisan sosial dan wilayah dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan, memperoleh pinjaman untuk usaha mikro, dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.

4. Peningkatan Literasi Keuangan

Transformasi uang layak edar juga melibatkan upaya peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Pendidikan dan pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan, investasi, dan penggunaan produk keuangan dapat memberikan keuntungan bagi individu dan komunitas. Program-program literasi keuangan yang diselenggarakan oleh pemerintah, lembaga keuangan, dan lembaga pendidikan membantu masyarakat untuk memahami dengan lebih baik tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang bijaksana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline