Lihat ke Halaman Asli

Hesdo Naraha

Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

Menyerah Saja atau Lanjut Saja?

Diperbarui: 11 April 2023   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bisa saja kita tidak benar-benar puas dan nyaman dengan kehidupan kita, karena sejatinya semua kenyamanan yang ditampilkan hanyalah sia-sia dan penuh kepura-puraan.

Siang ini saya berbincang banyak dengan Alvi, kami bicara tentang diri. Ya, sebuah misteri tabularasa yang tak pernah paripurna untuk dikenal, karena sampai kapan pun diri kita memang kompleks dan amat sangat luas.

Setiap orang tentu memiliki cerita tentang kehidupan yang berbeda-beda, entah itu kegagalan, keberhasilan, sebuah perasaan jatuh cinta ataupun sebuah kejatuhan yang mematahkan hati. Semua itu adalah realitas yang mengepung seluruh sisi kehidupan kita, kapan dan di mana saja, tanpa ada jarak dalam ruang dan waktu. 

Oleh karena itulah, mengenali entitas diri merupakan hal yang amat penting dalam kehidupan kita. Sesederhana menyadari alasan mengapa saya harus bangun pagi ini? Pertanyaan sederhana itu belum tentu dapat kita jawab dengan segera, karena tidak banyak hal tentang diri kita yang benar-benar dikenali dan dikuasi.

Dulu, saya selalu keras kepala dengan keyakinan bahwa tidak ada seorang pun yang paling mengenali diri saya, selain saya sendiri. Memanglah benar bahwa ada hal-hal esensial yang tidak harus dan tidak penting untuk diketahui orang lain, sehingga benarlah bahwa saya yang paling mengenali diri sendiri. 

Kendati begitu, ada juga hal-hal lain yang kadang tak berada dalam arah pandang saya, sehingga komentar-komentar orang lain menjadi penting untuk didengarkan dan direnungkan.

Kenyamanan Yang Semu

Dalam hidup ini, setiap orang selalu mencoba banyak hal, alasannya hanya satu; untuk menemui kenyamanan. Entah itu mencoba gaya rambut yang baru, aroma parfum yang berbeda, membaca buku genre yang tidak biasa hingga pilihan-pilihan sulit untuk berhenti dari pekerjaan, pindah jurusan kuliah, dan lain-lain.

Tidaklah pasti bahwa ada penyebab apa dibalik setiap pilihan itu, kadang orang lain akan mencibir dengan kalimat-kalimat negatif, misalnya "halah.... Gitu doang resign, gimana mau jadi bos?" atau bisa saja orang-orang terdekat kitalah yang lebih dalam menorehkan luka melalui komentar mereka. 

Bagi saya, tidak ada alasan yang terlalu penting menerima masukan, komentar dan opini orang lain di dalam hidup kita, karena seharunya kita yang lebih tahu apa kebenaran di balik tindakan dan keputusan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline