Mencoba flashback ke masa dimana aku masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama, saat dimana almarhum bapak saya mengajak saya untuk pertama kali menemaninya cukur rambut ke salah satu tukang pangkas yang ada di kota Pematang Siantar, nama pangkas rambut itu adalah "Prima", yang terletak di Jalan Diponegoro Kota Pematang Siantra.
Jadi setiap kali bapak saya pangkas rambut, pangkas prima selalu menjadi pilihannya. Pangkas Prima adalah usaha pangkas yang sudah puluhan tahun berdiri dan menjadi langganan bapak saya dan akhirnya menurun kepada saya, yang masih eksis sampai dengan saat ini.
Ketika datang pangkas rambut, bapak saya selalu dipangkas sama salah seorang pekerja disana, seorang bapak dengan kumis hitam tebal berperawakan tinggi, dengan gaya pakaian lente sangat khas mode zaman dulu, celana cutbray.
Sebut saja Pak Mul, adalah nama tukang cukur langganannya. Mungkin secara psikologis bisa dimaklumi mengapa bapak saya memilih Pak Mul sebagai tukang pangkas pilihannya, karena usia mereka bisa dikatakan sebaya, jadi cukup mengerti model pangkasan seperti apa yang diinginkan oleh bapak saya.
Usaha pangkas prima merupakan salah satu tempat pangkas favorit yang ada di Jalan Diponegoro, yang tidak pernah sepi pengungjung untuk datang pangkas atau cuci rambut.
Pak Mul adalah salah satu pekerja dari 4 orang keseluruhan pekerja yang dipekerjakan oleh pemilik usaha pangkas prima.
Setiap kali kami datang pangkas rambut kesan, setiap tukang pangkasnya pasti penuh dengan pelanggan setia mereka. Kalaupun ada yang kosong, paling-paling hanya 1 atau 2 pekerja yang lagi santai. Tapi bapak saya, tidak mau berpindah ke tukang pangkas yang lain, sekalipun Pak Mul ada pelanggan yang sedang dia cukur, bapak saya selalu setia menunggu hingga Pak Mul selesai.
Hampir 20 tahun dari masa itu hingga sekarang, cerita menjadi berbeda. Sekalipun usaha pangkas prima masih beroperasional, namun Usaha Pangkas prima tidak lagi seramai yang dulu.
Banyak pekerjanya yang sudah berganti-ganti. Pak Mul, yang sudah melintasi Zaman, tidak lagi bekerja karena sudah saatnya untuk gantung gunting alias pensiun dari dunia percukuran.
Setiap kali aku melintas atau datang untuk pangkas rambut, usaha pangkas prima selalu sepi. Paling yang datang pangkas hanya 1 atau paling banyak 2 orang.