Dalam 3 (tiga) bulan terakhir ini, saya harus menemani istri saya yang sedang dalam proses pemulihan pasca operasi. Kebetulan saya harus tinggal menemani istri saya di rumah mertua saya. Jadi dirumah mertua saya saat ini, dihuni oleh 8 orang termasuk 2 orang anak kami yang masih kecil. Menjalani hari demi hari dengan aktivitas yang itu-itu saja tentu sangat membosankan. Gabut dong jadinya. Hal yang sama juga dirasakan oleh istri, adik dan mertua saya yang sudah menjalani pensiun dari pekerjaannya. Apalagi kalau bukan bermain gadget, berselancar di media sosial untuk menghilangkan kebosanan setiap harinya. Pokoknya tiada hari tanpa pegang gadget. Kalau tidak pegang HP, yang ada hanya melamun, duduk-duduk, tidur dan aktivitas membosankan lainnya.
Tentu kalau di kalkulasi biaya paket internet setiap dari kami setidaknya harus merogoh kocek minimal 100 ribu rupiah untuk masa pemakaian 1 (satu) bulan dan apabila di kali dengan 6 orang kami yang dewasa, sudah menghabiskan 600 ribu rupiah. Tentu biaya yang sangat mahal lah di situasi ekonomi sulit saat ini. 600 ribu kalau di hitung-hitung sudah bisa belanja kebutuhan makan untuk 1 minggu. Kalau bisa menghemat pengeluaran sehemat mungkin dong tentunya.
Dan ternyata, kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli paket internet secara mandiri sendiri sendiri, karna sudah ada Internet Provider yaitu IndiHome dari Telkom Indonesia sebagai solusinya. Sudah 3 (tiga) tahun internet (https://indihome.co.id/) dipasang dirumah mertua saya. IndiHome dari Telkom Indonesia ini sangat multimanfaat yang kami rasakan sebagai pengguna. 1 perangkat yang terpasang, sudah dapat dinikmati oleh beberapa orang sekaligus tanpa ada keluhan buffering. Dan selama hampir 3 bulan menggunakan IndiHome, tidak pernah mengalami kendala lelet jaringan atau buffering. Selain itu memanfaatkannya untuk berselancar di media sosial, Internet https://indihome.co.id/ ini juga bisa terkoneksi ke smart tv untuk menikmati layanan youtube, netflix dan fitur lainnya.
Dengan adanya IndiHome ini, Anak saya yang berusia 3 tahun sudah bisa menonton youtube melalui smart tv tanpa harus memegang gadget secara dekat. Setidaknya menonton youtube melalui smart tv, bisa mengurangi paparan radiasi penggunaan HP bagi anak saya.
Ada cerita menarik, ketika menjalani hari-hari yang membosankan selama 3 bulan ini. Kegabutan yang melanda, akhirnya mendorong saya untuk membuat konten melalui platform Tiktok. Awalnya saya tidak suka dengan aplikasi Tiktok, karena dalam benak saya, aplikasi Tiktok adalah aplikasi joget-joget. Sementara saya tidak tahu joget-joget jadi agak gimana gitu kalau punya akun tiktok.
Istri saya juga mengalami hal yang sama, bosan dan gabut. Dan akhirnya kami pun membuat akun tiktok masing-masing. Akun Tiktok saya fokus kepada konten yang niche nya spesifik yaitu motivasi dan cerita inspirasi yang bisa dibagi kepada siapa saja. Sementara akun Tiktok punya istri saya konten joget-joget atau dance yang iramanya tidak terlalu cepat dan gerakan yang tidak terlalu susah.
Akun Tiktok yang sudah saya buat (dokumen pribadi)
Melihat respon dari netizen melalui views atas konten kami, awal-awal memang masih berkisar 200 an views, konten berikutnya naik menjadi 300-an orang, dan bahkan sampai 17 rb-an views. Respon netizen melalui meningkatnya views atas konten saya, memacu saya menjadi lebih semangat lagi untuk membuat konten setiap harinya. Jadinya selain semangat, saya harus pusing juga memikirkan ide konten apa yang saya buat hari ini, esok dan hari-hari berikutnya. Sampai dengan saat ini, sudah ada lebih 22 video konten yang saya buat. Tentu ini harus saya lanjutkan konsistensinya untuk membuat konten setiap hari. Apalagi saya tidak harus pusing-pusing memikirkan paket internet https://indihome.co.id/