Menyambut bulan suci Ramadan dengan menjalankan puasa selama sebulan penuh bagi umat muslim, rasanya tidak lengkap kalau tidak dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki hati, pikiran dan perbuatan yang tidak baik selama ini untuk menjadi pribadi yang baik dari sebelumnya.
Terlebih sebagai seorang suami bagi seorang istri yang terkasih yang selama ini hanya mengganggap istrinya sebagai pelengkap penderitaan. Ini menjadi refleksi bagi setiap suami apalagi di bulan suci ramadan ini, harus meningkatkan kemampuannya sebagai seorang suami untuk memiliki karakter yang baik dan tidak lagi menganggap istri sebagai pelengkap penderitaan melainkan menjadikan istri sebagai pelengkap kebahagiaan.
Menjadi suami yang seutuhnya adalah hal yang hakiki untuk dapat ditingkatkan bukan hanya pada momen bulan suci ramadan, bahkan setiap harinya harus selalu mengupgrade dan upgrade kemampuan atau skill bukan untuk membuat sesuatu tetapi lebih kepada kepribadian dan karakter sebagai seorang suami dambaan (to be a better man).
Ada sebuah paradigma bahwa yang mengganggap bahwa istri itu adalah orang yang bertanggungjawab dalam mengerjakan segala pekerjaan dirumah. Banyak suami yang menjadikan istrinya tidak ubahnya sebagai seorang pembantu yang mengurus segala pekerjaan dirumah. Apa-apa mau disediakan, mulai dari pakaian berangkat kerja, menyiapkan makanan anak, suami, nyuci, masak, nyetrika dan yang lainnya.
Membantu istri dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dirumah adalah salah satu wujud suami mengasihi istrinya. Mengambil bagian dalam sederet pekerjaan rumah mulai dari membersihkan rumah setiap harinya, memasak didapur, mencuci pakaian, mencuci piring bahkan menyetrika, ini semua adalah rutinitas yang tidak bisa lepas dari pekerjaan yang harus dikerjakan bukan hanya oleh istri tapi juga suami dituntut untuk ambil bagian dalam itu.
Sebagai suami yang baik tentu tidak mau membuat istri hanya menjalankan kodratnya sebagai ibu rumah tangga yang harus mengerjakan pekerjaan rumah secara sendiri tanpa ada bantuan dari sang suami.
Setiap hari motivasi dan semangat untuk membahagiakan istri dengan menjadi suami seutuhnya harus tetap dijaga menyala setiap harinya. Bangun di pagi hari bersama istri, bergegas ke dapur membantunya untuk memasak makanan yang akan menjadi makanan hari itu hendaknya suami melakukannya dengan rasa iklas dan bahagia.
Berbagi kerjaan dengan istri, menyiapkan bumbu untuk masakan bahkan sesekali melakukan semuanya mulai menyiapkan bumbu, memasak ikan dan sayur hingga selesai tersaji di meja makan.
Berusaha untuk selalu konsisten mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan dirumah untuk setiap harinya dan menjadikan itu sebagai tanggung jawab sebagai suami yang tidak mau membuat istri saya layaknya seorang pembantu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah adalah sesuatu kemampuan untuk sabar yang harus ditingkatkan.
Karena bagaimanapun tidak mudah untuk melakukan pekerjaan rumah itu setiap hari nya mulai dari bangun pagi harus cepat, menyiapkan segala sesuatu, tentu selain melelahkan juga menjadi rutinitas yang membosankan.
Apalagi Kebahagiaan di bulan suci ramadan ini bertambah dengan kehadiran calon bayi bagi keluarga kecil anda. Tentu menuntut penjagaan yang lebih besar lagi demi kesehatan istri dan bayi anda.