Beberapa hari ini media sosial dihiasi dengan pemberitaan pelajar yang melakukan kegiatan berbagi takjil beberapa hari yang lalu berujung rusuh dan tawuran. Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Penulis sendiri awalnya sangat mendukung kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar tersebut.
Namun ternyata di lapangan justru berujung bentrokan dengan kelompok lain. Banyak pihak yang menyayangkan kegiatan tersebut dan berharap kepada pihak kepolisian untuk melarang bahkan menindak tegas kegiatan tersebut. Bulan ramadan yang seharusnya melakukan kegiatan yang bermanfaat kini harus tercoreng dengan kegiatan tersebut.
Sebagai pemburu takjil siapapun itu pasti menginginkan suasana ramadan yang aman dan nyaman. Kita lupakan sejenak kegiatan pembagian takjil keliling tersebut mari kita kembali membahas makanan khas bulan ramadan. Kali ini kita coba menggali lebih lanjut tentang nasi kebuli. Sebuah makanan khas timur tengah yang bisa kita jadikan santapan ketika berbuka puasa bersama keluarga dan teman.
Nasi yang dibuat dengan memasak nasi yang direndam dalam kaldu daging kambing dengan susu atau santan sebagai pengganti air. Daging kambing kemudian dimasak dan dicampur dengan campuran bumbu tumis dalam mentega yang telah diklarifikasi (sering dengan ghee, di Indonesia dikenal dengan minyak samin).
Campuran bumbu terbuat dari bawang putih, bawang merah, jahe, lada hitam, cengkeh, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, pala, garam, dan minyak samin. Kemudian daging kambing, bumbu, dan irisan tomat direbus bersama nasi setengah matang di dalam susu hingga benar-benar matang.
Awal nya makanan ini memang belum begitu terkenal di Indonesia namun sekarang kita bisa dengan mudah memperoleh makanan ini. Biasanya makanan ini disajikan dalam kegiatan keagamaan saja, namun sekarang kita bisa memperolehnya dengan bebas.
Tetapi ada juga sebagian dari masyarakat yang sengaja membuatnya dirumah masing-masing hanya dengan bermodal bumbu dan paket nasi kebuli siap saja yang diperolehnya dari toko online. Kita bisa memasaknya dengan selera kita dan tentunya biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan kita membeli yang sudah jadi.
Ada suatu kebahagiaan tersendiri ketika pemburu takjil ini bisa berbuka puasa bersama dengan keluarga ataupun sahabat terdekat dengan memakan nasi kebuli ini. Semangat berburu takjil ini tentunya harus diikuti dengan semangat dalam melaksanakan ibadah dibulan ramadan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H