Lihat ke Halaman Asli

Heri purnomo 25

pegawai tidak sibuk

Bercerita Mengenai Kecerdasan Finansial Anak SMK

Diperbarui: 8 Mei 2020   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gramho.com

Latar belakang permasalahan hidup para pekerja pabrik adalah ketidak mampu memprediksi masa depan, keadaan dan kebutuhan di bulan depan masih tidak diprediksi atau tidak ada kepikiran untuk memprediksi. 

Boleh jadi bulan ini saya memiliki gaji besar,namun saya tidak tau bulan depan kebutuhan hidup dan pemasukan saya berapa. Mungkin banyak sekali kebutuhan-kebutuhan mendesak yang saya keluarkan masa depan, dan mungkin juga bulan depan saya tidak memiliki pemasukan. D

engan solusi maka secara pribadi harus menabung setiap waktu atau merencanakan keuangan dimasa depan. Perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadi bisa disebut kecerdasan finansial.

Kecerdasan finansial adalah kemampuan untuk bisa memahami, membedakan, dan menarik kesimpulan dari komponen keuangan yang ada. Terdapat komponen dasar dari kecerdasan finansial yang perlu diketahui sebelum kamu melaju lebih jauh ke arah investasi dan lain sebagainya.

Budgeting artinya melakukan penganggaran, sama girls kayak pemerintah melakukan APBN, kita pun perlu melakukannya. Semisal  Anggaran Pendapatan dan Belanja Pribadi. 

Seringkali ketika menerima pendapatan (Gaji, Upah, dll) kita lupa untuk menganggarkan berapa jumlah yang harus ditabungkan, di investasikan dan untuk pengeluaran harian. 

Harapannya generasi kedepan anak muda mampu mengelola uang dengan baik dan mampu menabung sehingga hasil kerja bisa dipakai bekal masa depan.

SMK menjadi favorit untuk kalangan menengah kebawah apalagi sebagian besar di daerah-daerah terpencil, SMK menjadi rujukan orang tua saat memilih sekolah anak nya, dengan alasan dan iming - iming akan cepat bekerja SMK menjadi favorit untuk kalangan menengah kebawah. Artinya mayoritas di isi oleh siswa dengan kalangan menengah kebawah.

Kalangan menengah  artinya keluarga bisa dibilang memiliki perekonomian pas-pas an. Seorang lulusan SMK bisa bekerja dibanyak bidang, seperti pelayaran (maritim), perusahaan otomotif (TKR), Perusahaan garmen (tata busana), atau banyak didaerah solo sebuah BKK yang menyalurkan bekerja di luar negeri. 

Mereka memiliki gaji yang lebih dari cukup, namun pengetahuan mengelola keuangan masih kurang baik. Sehingga ketika kontrak dan permit bekerja habis maka kelimpungan, tidak memiliki cadangan keuangan. 

Mungkin karena berasal dari keluarga sederhana tidak memiliki kemewahan, maka ketika memiliki gaji sendiri langsung dipakai untuk membeli motor,handphone, dan berfoya-foya. Terjebak kredit angsuran motor dengan bunga yang lumayan, banyak sekali dialami teman-teman saya diperantauan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline