Setiap masa mempunyai peradabannya sendiri. Jejak masa itu bisa diketahui dengan yang tak terlihat (intangible) seperti melalui budaya, bahasa serta lainnya. Ada juga yang terlihat atau berwujud (tangible) suatu benda semisal tugu, bangunan, serta peralatan pendukung lainnya. Bangunan kuno adalah warisan yang paling kentara dan nyata dari masa lalu itu. Melalui bangunan akan diketahui arsitekturnya yang tidak lepas dari peradaban pada masa itu. Jika ditelisik lagi, akan terpikir juga teknologi apa yang dipakai dalam membangunnya.
Malang dan sekitarnya terdapat warisan bangunan yang menggambarkan masa lalu. Candi Singosari adalah salah satunya. Melalui candi itu akan diketahui dari kerajaan mana dan siapa rajanya. Tidak diketahui secara pasti kapan Candi Singosari ini didirikan. Menurut para ahli purbakala candi ini dibangun sekitar tahun 1300, yang merupakan tempat bersemanyamnya raja terakhir Singosari, Kertanegara. Jika ditanya kepada generasi sekarang, tentu akan takjub bahwa nenek moyangnya mempunyai peradaban tinggi walaupun sampai sekarang jejak Kerajaan Singosari sudah kabur.
Di lain sisi, Kota Malang memiliki warisan bangunan bersejarah --yang lebih muda- dapat dilihat dengan masih terawatnya gedung Balai Kota Malang yang merupakan warisan era Kolonial Belanda yang dibangun tahun 1920. Bangunan ini mempunyai nilai sejarah tinggi yang patut dipertahankan, dan layak dijadikan sebagai cagar budaya. Balai Kota Malang ini bisa dipakai sebagai ikon yang mempercantik Malang sebagai kota wisata, sebagaimana Bandung dengan Gedung Sate nya.
Banyak tempat yang mempunyai sejarah yang tinggi, tetapi tidak semua --para pemangku kepentingan- dapat mempertahankan warisan yang ada. Sebagai contoh adalah kota Mekkah yang karena alasan satu dan lain hal tidak mempertahankan bangunan sejarahnya. Salah satu contoh, seperti bangunan Benteng Ajyad peninggalan Kesultanan Turki Utsmani (Ottoman) dekat Masjidil Haram sudah tidak ada lagi. Dan saat ini digantikan dengan hotel mewah yang berdiri di situ. Warisan dari para sahabat bahkan para nabi tidak banyak dijumpai di kota Mekkah ini.
Macau mempertahankan jejak masa lalunya
Warisan sejarah begitu pentingnya dengan keberadaan bangunan hasil peradaban masa silam itu. Macau merupakan suatu kota atau kawasan yang sangat memperhatikan aspek sejarah masa silam yang begitu dipertahankan untuk dapat dinikmati masa sekarang. Di Macau beberapa bangunan bersejarah dipertahankan begitu rupa.
Maka sebagai bentuk apresiasi pelestarian bangunan sejarah itu, maka United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) badan dunia di bawah PBB pada tahun 2005 memberikan predikat Daftar Warisan Dunia sebagai Pusat Sejarah Macau. Yang merupakan kawasan di tengah kota tua yang terbentang di antara 8 lapangan dan 22 bangunan bersejarah. Hal ini dapat diartikan bahwa Macau tidak saja berarti bagi dirinya sendiri, melainkan dunia juga berkepentingan.
Secara geografis Macau berada di kawasan di pesisir selatan Tiongkok yang merupakan koloni Portugis yang diduduki sejak abad ke-16. Setelah perjanjian penandatanganan Portugis dengan Tiongkok pada 20 Desember 1999 begitu juga Hongkong, Makau adalah suatu wilayah dengan status Daerah Administrasi Khusus yang berlaku hingga tahun 2049 atau 50 tahun setelah penandatanganan penyerahan kedaulatan. Luas Macau sekitar 28,6 kilometer persegi yang terdiri dari 4 divisi : Metro Macau, Pulau Taipa, Pulau Cotai, dan Pulau Coloane.
Macau memang meninggalkan sejarah yang unik. Kawasan ini merupakan koloni dari bangsa Portugis dari eropa sejak tahun 1500. Maka tidak heran bila pengaruh Portugis begitu kental di Macau ini. Tidak hanya bangunan sejarahnya tetapi juga mengalami akulturasi dalam bidang budaya dan bahasa yang dipakai sehari-hari, serta tidak ketinggalan pula di bidang kulinernya.
Beberapa jejak bangunan yang masih dipertahankan sejak dibangun ratusan tahun lalu. Maka bangunan seperti benteng menjadi daya tarik sendiri yang pada saat itu sebagai tempat pertahanan. Seperti Benteng Guia (termasuk Mercusuar) yang masih dijaga keutuhannnya sampai saat ini. Benteng ini dibangun antara 1622 dan 1638. Di dalam benteng berdiri Guia Chapel, yang pada awalnya didirikan oleh biarawati Klaris yang tinggal di tempat itu sebelum mendirikan Biara St Clare. Selain itu terdapat benteng lain yang merupakan warisan sejarah seperti Benteng Gunung dan Benteng Mong-H .
Sentuhan eropa dalam hal ini Portugis begitu terasa. Keberadaan bangunan gereja memang tidak terelakkan. Seperti daerah koloni yang lain yang tersebar di belahan dunia, bangsa eropa memang tak sekadar melakukan kolonisasi namun juga penyebaran agama yaitu kristen. Maka tidak heran pula Macau berdiri dengan megah gereja, kapel, ataupun bangunan lain yang dibangun pada masa lampau. Begitu kokohnya bangunan itu sampai saat ini masih berdiri, dan dapat dinikmati dengan baik oleh generasi masa kini.