Kawasan Gunung Banyak di Kota Batu sudah banyak di kenal dengan wisata paralayangnya. Di kawasan ini kita bisa merasakan sensasi terbang layaknya burung dengan paralayang yang dipandu instruktur berpengalamam. Tidak itu saja di kawasan ini kita dapat melihat panorama kota Batu dan sekitarnya dari ketinggian. Jika masih ada waktu bisa menunggu masa matahari terbenam. Sedangkan pada malam hari dengan kelap-kelip lampu di bawahnya membuat suasana malam menjadi berkesan.
Tidak jauh dari kawasan ini ada sebuah tempat wisata yang sedikit mirip dengan "suasana" Gunung Banyak tersebut. Tempat wisata ini sebenarnya bukan tempat yang baru namun masih belum digarap secara maksimal. Saat ini akan ditemui sudah banyak pembenahan dengan menambah beberapa bangunan yang cukup bagus dibuat foto yang instagramable. Nama kawasan yang sering disebut adalah Goa Pinus.
Saya berkesempatan mengunjungi tempat ini pada Rabu (5/7) lalu. Lokasinya berada pada sisi kiri --arah Pujon- persimpangan jalan menuju Dusun Brau Desa Bumiaji yang berada pada lembah dan jalan menuju lokasi paralayang diatasnya. Tempat ini sendiri secara admimistratif berada di Dusun Brau,Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, yang merupakan kawasan hutan pinus termasuk wilayah Perhutani.
Ada cerita di dalamnya
Layaknya daerah perbukitan akan indah bila dilihat dari jarak jauh. Di tempat ini kita bisa bertindak sebaiknya yaitu dari tempat ketinggian melihat daerah dibawahnya. Sesuai namanya Goa Pinus, tentu ada rasa penasaran goa model apa sebenarnya yang ada di dalam. Setelah masuk ke dalam memang ada gua, yang ternyata tidak terlalu dalam. Boleh di bilang biasa saja bentuknya.
Namun demikian ada cerita yang menarik tentang gua ini. Menurut Munir, salah satu pengelola wisata ini menyatakan bahwa sebenarnya gua ini adalah buatan. Mungkin istilah gua kurang relevan, lebih tepatnya adalah bunker.Yang menurut cerita adalah peninggalan zaman pendudukan Jepang dahulu sebelum Indonesia merdeka.
Ruangan bunker tidaklah terlalu besar dan dalam. Memasuki bunker ini sepintas dari luar cukup gelap. Setelah dimasuki tidaklah terlalu dalam, kira-kira jarak 2 meteran saja. Dinding yang melingkupinya hanyalah tanah biasa yang tidak terlapisi batu, semen, ataupun material lainnya. Walaupun namanya Goa Pinus jangan terlalu berharap terlalu banyak akan guanya, tidaklah sesuai kenyataan seperti yang kita kira. Tapi karena ada sejarahnya, yaitu peninggalan Jepang, sedikit banyaknya tentu punya makna.
Sensasi alam di bibir bukit
Jika di kawasan Gunung Banyak kita bisa melihat Kota Batu dari kejauhan, untuk di kawasan Goa Pinus ini yang kita dapatkan adalah lansekap yang lain yaitu Dusun Brau di kejauhan. Akan tampak rumah penduduk, lahan pertanian berundak, serta akses jalan yang dilaluinya. Akan terlihat sebuah dusun yang berada di kaki Gunung Arjuno. Kita bisa melihat dari bibir bukit tersebut dengan jajaran pepohon Pinus.
Layaknya perbukitan tentu beberapa diantaranya ada yang curam dengan kemiringan yang beragam. Untuk lebih menambah daya tarik maka di beberapa sudut diberi bangunan yang menarik untuk dipakai berfoto ria. Beberapa bangunan diantaranya dengan tema rumah daerah Papua, perahu, sarang burung, serta bangunan yang tepat di bibir bukit.
Sensasi di bibir bukit itulah yang dicari pengunjung untuk berfoto ria. Memang perlu keahlian khusus agar didapatkan foto yang bagus serta sudut yang pas. Jika itu bisa dilakukan maka akan didapatkan hasil seolah "melayang" di bibir bukit tersebut. Beberapa pengunjung mendapatkan momen tersebut, dan cukup banyak yang sudah dipublikasikan di media sosial.