Bulan September telah berlalu namun keceriaan masih terus berlanjut. Awal Oktober kami Bolang (Blogger Kompasiana Malang) melakukan kegiatan rutin ber-bolang-ria. Sabtu (1/09) lalu merupakan eksekusi dari beberapa rencana yang sudah dibicarakan pada bulan Agustus, September survey tempat. Tujuan hanya sederhana: berkumpul, bermain, kemudian berbagi. Jauh sebelummya sudah lama diagendakan oleh mbak Desy yang akan berbagi dari hasil penjualan buku ontologi “Mak Renta” yang digagasnya. Sedangkan Bolang berperan tut wuri handayani, selagi sifatnya positif akan turut mendukung.
Hari itu cuaca cukup cerah ketika berkumpul di rumah pak Yunus untuk jalan bareng ke tempat tujuan. Jam 9 yang disepakati hanya molor setengah jam untuk segera beranjak. Tujuannya menuju sawah pak Rahman yang berada di desa Pajaran kecamatan Poncokusumo, sebelah timur kota Malang. Jalanan kota cukup ramai dengan macet di persimpangan jalan, suatu hal yang biasa bila akhir pekan.
Dalam suasana yang setengah mendung kami lancar dalam perjalanan. Sebelumnya sepakat bertemu di Stasiun Kota Malang yang kebetulan pak Rahman menjemput kerabatnya. Tidak berselang lama kami sampai di tempat tujuan. Sebelumnya kami menjemput anak yang akan diberi sesuatu untuk berbagi.
Anak itu bernama Rasha Jaminatun Nuriya yang bisa di panggil Mila, seorang siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD). Bolang memberikan perhatian kepada anak ini dengan pertimbangan bahwa kondisi keluarganya yang tidak seperti anak sebaya lainnya. Ibu bapaknya berpisah karena satu hal, dan masing masing telah membentuk keluarga sendiri. Dan ia tidak ikut kepada salah satunya, saat ini ia tinggal bersama yang disebutnya kakak.
Bisa dibayangkan betapa kekurangan kasih sayang yang harus dijalaninya. Untuk sekedar menghibur maka Bolang memberikan beberapa bingkisan untuk sekiranya mendapat pengertian bahwa masih ada yang peduli dan merasa tidak sendiri. Dan yang unik dari pemberian ini tidaklah memakai cara atau prosesi yang formal. Tidak ada kata sambutan, bahkan tidak memberi pemberitahuan secara detail untuk apa sebernarnya kami datang.
Semua berjalan natural saja. Kami berbicara layaknya seorang teman, semua begitu cair. Acara berlangsung secara spontan dan terarah, para Bolang Angel sibuk memasak untuk disajikan pada makan siang. Menunya pun sederhana lalapan tempe dan tidak lupa dengan sambalnya. Setelah makan siang bingkisanpun diberikan pada Mila, dan ia pun menerimanya dengan senang hati.
Kami berada di hamparan pertanian itu cukup luas, dan ada gubuk mungil untuk tempat berteduh. Berada di tempat yang unik membuat segala sesuatu ingin diabadikan melalui foto di HP masing-masing. Tak pelak pun kami saling jepret sana sini, baik secara sendiri ataupun bersama. Semua berjalan apa adanya, tanpa harus ada komando layaknya mengadakan suatu even. Tak disangka pula setelah berbagi foto baik di FB atau WA, hasilnya pun ada yang lucu-lucu dan menggemaskan.
Saya tidak tahu bagaimana pandangan Mila melihat tingkah laku personil Bolang itu. Jangan-jangan ia menilai kami ini seperti layaknya anak kecil yang kurang kerjaan saja, sering bercanda dan kadang berbicara sekenanya. Yang terpenting bagi kami adalah bagaimana menjalani itu semua dengan nyaman dan riang, sesederhana itu memang.
Setelah puas di sawah pak Rahman kami pun bergegas untuk meneruskan acara berbagi lagi yang berada di kota Malang. Masih sama dengan Mila, ia adalah Dede Supyian murid kelas V SD Pandanwangi 3 kec. Blimbing kota Malang. Pertimbangan yang diberikan kepada Dede ini adalah ia temasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Ada perbedaan sedikit dengan anak normal lainnya yang memerlukan perlakuan khusus. Ia memang agak lamban dalam menangkap sesuatu namun bukan berarti bodoh. Dalam interaksi sosial dengan pihak lain ia cenderung spontan. Maka kita yang mengetahui kondisi tersebut harus bisa memahaminya.
Dede pun cukup senang dengan pemberian Bolang ini. Satu set perlengkapan sekolah diberikan padanya mulai sepatu tas, buku, dan seragam sekolah. Khusus seragam sekolah ia dibawa khusus menuju toko yang tidak jauh dari rumah untuk mencoba sendiri, agar nantinya pas dipakai. Begitu senangnya, ia langsung mencoba pemberian Bolang tersebut di rumah. Ia merasa senang, ayah ibunya pun tampak senang melihat hal ini dan tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih.
Manusia adalah homo ludens, yang menjelaskan pada dasarnya manusia itu makhluk yang suka bermain. Bolang memang sukanya bermain, dolan istilah jawanya. Hal ini bukannya karena persoalan masa kecil yang kurang bahagia. Tetapi lebih tepatnya kami ini ingin meneruskan masa bahagia sewaktu kecil sampai dewasa ini. Masa kecil merupakan masa yang menyenangkan. Saling berantem antar teman saja itu hanya sesaat, setelah itu berdamai dan bermain lagi. Kadang masa setelah dewasa tidak diselesaikan seperti tingkah anak kecil tersebut, yang seharusnya tidak ada istilah “lover” atau “heater”.