Lihat ke Halaman Asli

Hery Supriyanto

TERVERIFIKASI

Warga net

Diantara Kisah Ken Arok, Bill Clinton, dan Aceng

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang yang pernah berada pada tampuk kekuasaan punya kisah sendiri yang patut dikenang. Ia bisa dikenang baik atau buruk tergantung dari sikap dan apa yang telah dilakukukannya. Agar dapat menilai secara utuh maka perlu dilihat dari masa lalunya (sebelum menjabat), ketika menjabat dan sesudahnya. Godaan terberat laki-laki yang berada pada pusat kekuasaan adalah yang berkenaan dengan 3 ta: tahta, harta, dan wanita. Ada yang mampu bertahan, ada yang sedikit tergoncang, dan ada yang jatuh karenanya.Di antara yang mewakili itu, ada figur yang dapat diambil contoh: Ken Arok, Bill Clinton, dan Aceng.

Ken Arok. Siapa yang tidak kenal dengan tokoh ini. Ia dikenal sebagai pendiri kerajaan Singasari. Dari keturunannya melalui Ken Dedes lahirlah raja-raja yang kelak menguasai tanah Jawa. Masa lalu Ken Arok tidak enak didengar. Ia adalah seorang perampok, tukang bikin onar, dan beberapa atribut buruk lainnya. Akhirnya ia sadar setelah bertemu guru spiritual, Loh Gawe, yang membimbingnya dan sekaligus meramalkan bahwa Ken Arok akan jadi orang besar.

Pada masa itu Tumapel dipimpin oleh seorang akuwu (setingkat camat sekarang) yang bernama Tunggul Ametung, yang beristrikan Ken Dedes. Tumapel merupakan daerah di bawah Kerajaan Kediri yang dipimpin Raja Kertajaya. Namun sayang kedua tokoh ini tidak cakap dalam memerintah, bahkan memeras rakyat dengan upeti yang tidak proporsional, akibatnya rakyat Kediri dan Tumapel tidak suka, dan para tokoh agama banyak yang tidak puas.

[caption id="" align="aligncenter" width="549" caption="Replika Patung di Depan GOR yang diambil nama Ken Arok. Sumber:http://2.bp.blogspot.com/_KE7y6M4S810/TGFa0GtqbOI/AAAAAAAAAGI/lBhOGOvkthA/s1600/gor.jpg "][/caption]

Ken Arok akhirnya mengabdikan diri di Tumapel dengan bantuan Loh Gawe. Ken Arok dikenal cakap, berani, dan disegani. Tidak heran kariernya terus menanjak sehingga sampai di pusat kekuasaan Tumapel, yang mau tidak mau pasti bersinggungan dengan sang istri akuwu, Ken Dedes. Istri Tunggul Ametung ini kagum kepada Ken Arok. Ia juga tidak bahagia dengan Tunggul Ametumg karena dikawininya secara paksa. Perselingkuhan pun terjadi antara Ken Arok dengan Ken Dedes, apalagi dibarengi mitos, siapa yang menikahi Ken Dedes akan menjadi orang besar.

Ken Arok mempunyai kekuatan tersendiri, dengan dukungan dari elit Tumapel ia melakukan kudeta. Caranya pun cukup licin, licik, dan rapi. Tunggul Ametung akhirnya tewas terbunuh oleh keris mpu Gandring, banyak diduga Ken Arok sendiri yang mengeksekusi. Namun ia cerdik dengan menghilangkan alibi, bahwa sebelumnya Ken Arok memberikan keris itu kepada Kebo Ijo. Maka Kebo Ijo lah yang tertuduh,  dengan politik tingkat tinggi Ken Arok mengeksekusi Kebo Ijo, untuk menghapus jejak.

Maka jadilah Ken Arok penguasa Tumapel. Ia mendeklarasikan bahwa Tumapel adalah negara merdeka lepas dari Kediri. Kertajaya tidak tinggal diam maka dipersiapkan kekuatan untuk memberi “pelajaran” Ken Arok. Rakyat kebanyakan yang muak dengan Kediri mendukung Ken Arok, yang kemudian dirasa kekuatan cukup Ken Arok menyerang Kediri.Ken Arok juga dibantu dengan teman-temannya sewaktu masih menjadi perampok dalulu. Akhirnya Kediri pun takluk, ia mendirikan kerajaaan baru bernama Singasari.

Untuk urusan asmara Ken Arok menyelesaikan dengan baik. Ken Dedes dinikahinya dan dijadikan permaisuri yang waktu itu mengandung anak Tunggul Ametung. Ken Arok tidak lupa dengan kekasih lamanya dan jugadinikahi, KenUmang, yang dijadikan istri kedua.Ken Arok membayar masa lalunya yang kelam dengan memberikan rasa aman dan tentram kepada rakyat. Hukum ditegakkan, kemakmuran dan kesejahteraan bersemayam di bumi Singasari.

Ken arok juga membayar lunas apa yang pernah dilakukanya di masa silam. Setelah dewasa, Anusapati, anak dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung mengetahui siapa yang membunuk ayahnya. Akhirnya Ken Arok juga menjadi korban dari kutukan Keris mpu Gandring itu. Ken Arok memang tokoh kontroversial, perjalanan hidupnya menjadi polemik sampai saat ini. Tetapi upaya membalas keburukan di masa lalu dengan kebaikan memang patut dihargai. Ada ungkapan yang menyatakan lebih baik menjadi bekas orang buruk dari pada menjadi bekas orang baik cukup relevan bagi Ken Arok. Jika anda datang ke Kota Malang di situ ada gedung besar milik Pemkot Malang yang dinamai GOR Ken Arok. Sedangkan kesebelasan Persema Malang dijuluki, Laskar Ken Arok.

Bill Clinton adalah presiden Amerika yang terkenal dengan skandalperselingkunan dengan Monica Lewinsky. Hubungan pengawai magang gedung putih bersama presiden itu, membuat Bill Clinton terancam dilengserkan. Publik Amerika marah saat itu akibat kelakuan presidennya, betapa pun juga namanya perselingkuhan adalah sesuatu yang terlarang bagi pemimpin di negeri yang walaupun seks bebas dianggap biasa.

[caption id="" align="aligncenter" width="434" caption="Sumber :http://www.nerve.com/files/resize/bill-clinton-0122-600x405.jpg"][/caption]

Sadar dengan hal itu, Bill Clinton tidak berusaha membela diri atau menyalahkan orang lain. Ia mengambil sikap mengakui perbuatannya, dan menyatakan penyesalan dan meminta maaf yang mendalam kepada keluarga dan rakyat Amerika, atas perbuatan yang tidak patut ("inappropriate" relationship) itu. Padahal sebagai orang nomer satu di Amerika yang mempunyai kekuasaan bisa saja “merekayasa” atau membungkam pihak yang merugikannya. Sikap gentlemen sang presiden ini cukup meredakan kekecewaan rakyat atas perbuatan perselingkuhan itu. Terlebih lagi pada masa Bill Clinton memimpin rakyat cukup puas dengan kinerja yang dilakukannya selama ini, baik segi perekonomian ataupun keamanan. Proses pemakzulan pun terhenti di tengah jalan, karena rakyat memang tidak menginginkannya.

Aceng HM Fikri adalah nama yang cukup populer saat ini, ia adalah Bupati Kab. Garut. Nama Aceng mencuat karena kasus pernikahan sirinya dengan anak di bawah umur, Fany Octora, dan itu juga tidak mendapat persetujuan istri pertamanya. Belum sampai di situ Aceng bertindak secara konyol dengan menceraikannya istri yang baru dinikahi itu berselang empat hari kemudian, caranya pun tidak kalah nylenehnya, melalui pesan singkat (SMS), dengan alasan katanya tidak perawan lagi.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Sumber: http://assets.sorotnewsjabar.com/images/2012/10/Buapati-Garut-H-Aceng-HM-Fikri-450x299.jpg"][/caption]

Ketika kasusnya mencuat ke publik, kemudian menjadi heboh. Banyak kalangan menyayangkan tindakan Aceng itu yang di nilai melecehkan perempuan dan lembaga pernikahan. Masyarakat merasa tidak pantas dipimpin oleh kepada daerah yang bertingkah seperti itu. Banyak kalangan menyerukan –juga disertai unjuk rasa- agar Aceng melakukan tindakan apa yang pernahdilakukan wakil bupatinya dulu, Diky Candra, mundur dari Bupati Garut.

Bukannya memberi respon positif atas desakan itu malah tidak mau disalahkan atas perbuatan “tercela” itu. Akhirnya tiada cara lain untuk menurunkan Aceng selain melengserkannya dengan paksa. DPRD Garut merespon desakan rakyat untuk melengkserkan Aceng, dengan suara hampir bulat merekomendasikan pemberhentian Bupati Garut melalui sidang paripurna. Mekanisme saat inti sudah di bawa ke MA untuk dipertimbangkan, yang kemudian keputusan final oleh pemerintah pusat (cq Kemendagri).

Rupanya nasib Aceng sudah di ujung tanduk, pelengseran sudah di depan mata. Mayoritas tidak ada yang membela Aceng, bahkan Partai Golkar tempat bernaung Aceng sudah mau “membuangnya”. Ada suatu hal yang tidak dapat dilakukan Aceng seperti Ken Arok atau Bill Clinton yaitu tidak ada prestasi yang luar biasa untuk bisa dipersembahkan kepada rakyat. Makanya tidak heran bila masyarakat tidak ada yang membelanya,

Kisah Aceng merupakan titik balik perjalanan manusia. Aceng sebelum menjadi bupati dikenal sebagai penggiat LSM yang baik, berperilaku ramah, dan hidup sederhana, ia pun dikenal sebagai tokoh agama. Bersama Diky Candra, Aceng mencoba keberuntungan dalam Pilkada Garut melalui jalur independen, tidak dinyana akhirnya menang. Setelah menjadi bupati bukannya berbuat maksimal untuk kepentingan masyarakat malah cenderung memikirkan diri sendiri. Aceng berubah. Ia bergaya hidup mewah dan arogan, kemudian ia malah “asyik” bergelut di dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar. Tidak tahan dengan sikap Aceng inilah yang membuat teman yang dulu sahabat, Diky Candra untuk memutuskan mundur dari Wakil Bupati Garut.

Kisah Aceng berkebalikan dengan kisah Ken Arok.Aceng yang dulu dikenal baik, kemudian saat ini dikenal begitu buruk. Di tambah lagi “pemecatan” sebagai Bupati tinggal menunggu waktu, dan jika itu terjadi Aceng akan menjadi warga biasa. Nasib buruk juga akan terus menanti, pelanggaran pernikahan di bawah umur, dan adanya “uang suap” dari kandidat wakil bupati yang gagal bisa saja akan diteruskan sampai ke pengadilan. Dan jika dinyatakan bersalah maka jeruji besi siap menanti, tragis memang nasib Aceng. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga digigit anjing lagi.

Pelajaran yang dapat diambil -yang diwakili- ketiga tokoh itu adalah kepada siapa saja yang telah menjadi pemimpin rakyat hendaknya berpikir dan berbuat maksimal untuk kepentingan rakyat. Dan yang terpenting lagi untuk selalu menjaga perilaku, etika, dan moral. Terlebih lagi bagaimana seharusnya berperilaku dengan baik kepada makhluk yang bernama perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline