Lihat ke Halaman Asli

Hery Purnama

Suka Menulis | Suka Fotografi | Suka Pecel

Kuliah di Turkiye: 2 Alumni SMA Ar Rohmah Malang Berbagi Kisah Inspiratif dan Motivasi

Diperbarui: 19 Oktober 2024   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMA Ar Rohmah Malang/dok. pri

Melanjutkan kuliah di luar negeri menjadi impian banyak pelajar di Indonesia. Tidak terkecuali bagi santri SMA Ar-Rohmah Putra Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang. Adalah Gilang Putra Pratama, salah seorang alumni yang kini berhasil menempuh pendidikan tinggi di salah satu universitas ternama di Turkiye. 

Gilang, demikian akrab dipanggil, berbagi pengalaman inspiratifnya kuliah di Sakarya University Turki dalam acara "Bincang Alumni" di Aula LPI Ar-Rohmah Putra. Di hadapan seluruh santri SMA Ar-Rohmah Putra Malang, ia menceritakan perjalanan hidupnya mulai dari mondok di Ar-Rohmah Putra hingga bisa kuliah di Bumi Perisai Terakhir Kaum Muslim tersebut, (18/10). 

Gilang, kini sedang menempuh studi di jurusan kedokteran di salah satu universitas terbesar di Turkiye, yang memiliki lebih dari 85.000 mahasiswa dari berbagai belahan dunia. Kampusnya terletak di kota Serdivan, sebuah distrik di provinsi Sakarya itu, dikenal sebagai universitas riset terkemuka di negeri yang wilayahnya berada di dunia benua, yaitu Asia dan Eropa. 

"Awalnya, kuliah di luar negeri terasa seperti mimpi yang sulit dicapai. Tapi, berkat dorongan dan bimbingan dari ustadz-ustadz di Ar-Rohmah Putra, serta tekad yang kuat, akhirnya saya berhasil mewujudkannya,"ujarnya.

Senada dengan Ramadhan Zhafran Lillah Ilham, alumni SMA Ar-Rohmah Putra yang kini juga mengambil jurusan Teknologi Informasi di Dokuz Eylul University Turkiye. Sebuah kampus di Izmir yang memiliki luas 573 hektar dan dikenal melahirkan banyak tokoh berpengaruh di negara yang terletak kawasan Eurasia itu.

Zhafran, demikian akrab dipanggil, berbagi pengalamannya saat harus berjuang menuntut ilmu di negeri yang dipimpin oleh Turki Recep Tayyip Erdogan tersebut. Ia mengalami culture shock atau gegar budaya saat harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang serba baru. 

Di Turkiye, meskipun mayoritas penduduknya Muslim, namun budaya di sana sangatlah berbeda dengan yang ada di Indonesia. Begitu pula dengan kondisi cuaca, waktu beribadah, makanan, gaya hidup, sistem pendidikan dan lainnya. Syukurlah, ia bisa melewati tantangan pertamanya hidup jauh dengan keluarga di manca negara itu dengan cepat. 

Menurutnya, pengalaman mondok di Ar-Rohmah Putra selama 6 tahun memberikan pondasi yang kuat saat ia menghadapi dunia luar. Tempaan selama nyantri membuatnya terbiasa menghadapi berbagai rintangan. Selain itu, pembelajaran agama yang kental di pondok membuat identitas dan keyakinannya sebagai seorang Muslim tetap terjaga. 

"Saya tidak akan berada di tempat saya sekarang, tanpa celupan pendidikan di pesantren. Karakter Islami yang kuat ditanamkan, nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan, dan semangat belajar yang diajarkan di Ar-Rohmah Putra menjadi bekal utama saya bisa kuliah dan survive di luar negeri,"ujarnya. 

Sementara itu, Waka. Kesiswaan SMA Ar-Rohmah Putra, Mawardi, mengaku bangga atas capaian dua anak didiknya yang merupakan alumni angkatan ke-23 tersebut. Keduanya merupakan salah satu potret santri Ar-Rohmah Putra yang tangguh dan berprestasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline