Malang --- SMP Ar-Rohmah Putra Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang menggelar seminar literasi dengan tema "Merangsang Ketrampilan Menulis Santri Di Era Teknologi sebagai Investasi Masa Depan" di Hall Utama Kampus Ar-Rohmah Putra.
Hadir sebagai narasumber Ahmad Rifa'i Rif'an, penulis nasional yang telah melahirkan lebih dari 40 karya. Dalam kesempatan tersebut, pengarang berbagai buku dan novel best seller Gramedia ini menyampaikan pentingnya menulis bagi santri sebagai bekal mengarungi masa depan.
"Dengan goresan pena, seorang penulis mampu menggugah emosi, merangsang pemikiran, dan menjadi saksi bisu perjalanan sejarah."ujarnya mengawali seminar.
Menurut pengarang buku "Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk" itu, menulis adalah seni yang agung. Yang mampu menggerakkan hati, menginspirasi banyak orang, dan menjadi jembatan antar generasi. Sehingga tak salah jika para penulis itu sebagai penjaga kata, yang memiliki peran krusial dalam membentuk peradaban manusia.
Pun demikian, lanjut penulis buku "Man Shabara Zhafira" itu, di tengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini, ketrampilan menulis justru menjadi sangat penting dan tak bisa diabaikan. Sebab menulis itu bagian dari literasi, dan merupakan jalan untuk merekam pemikiran, mengembangkan ide, dan membangun karakter. Sedangkan literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis saja. Melainkan kemampuan memahami, menganalisis, dan memanfaatkan derasnya arus informasi dengan bijak.
Pria asal Lamongan yang pernah menulis buku hanya dalam waktu 3 hari dan best seller itu menambahkan, bahwa menulis tidak hanya berkutat pada kemampuan teknis. Menulis merupakan proses pengembangan diri, di mana santri belajar untuk berpikir kritis, mengelola emosi, dan mengekspresikan pemikiran mereka dengan cara yang konstruktif.
Dalam gelaran yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB. hingga menjelang Dhuhur itu, alumni Teknik Mesin ITS Surabaya tersebut pun berbagi kiat-kiatnya dalam menulis. Agar seluruh santri SMP Ar-Rohmah Putra yang antusias mengikuti kegiatan pada akhir Juli lalu itu semakin terasah ketrampilan menulisnya.
Yakni dengan memulai dari hal-hal kecil. Seperti membiasakan santri untuk istiqomah menulis di buku harian, blog, atau media sosial. Selain itu berlatih menemukan ide cerita dari hal apa saja, mempersiapkan bahan tulisan, dan memperhatikan gaya bahasa. Ia juga menegaskan bahwa penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.
Sedangkan untuk mendapat inspirasi dalam menulis, terang Rifa'i sapaan akrabnya, harus banyak membaca buku, banyak melakukan perjalanan, dan banyak bertemu atau berinteraksi dengan orang lain.