Dalam sebuah kelas, pernahkah anda sebagai seorang guru ketika dalam memulai proses belajar mengajar siswa ada yang berisik dan gaduh, tetatpi ada juga yang tidak berisik malah cenderung sangat pendiam, dan anda tetap melanjutkan proses pembelajaran walaupun dengan kondisi yang seperti itu belum kondisif sama sekali. Sehingga materi ataupun tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran menjadi sia-sia.
Menjadi guru bukan hanya sekedar mengajar di dalam kelas setelah selesai pulang, melainkan bagaiman menjadi seorang guru yang mampu memahami siswanya sehingga menciptakan kelas yang kondusif dan pelajaran yang selalu ditunggu-tunggu oleh siswa.
Memahami siswa adalah tugas dasar menajdi seorang guru. Dengan memahami siswa tidak hanya membuat kelas menjadi kondusif juga pembelajaran lebih menyenangkan. Guru haru mampu mengenal dan memahami perilaku (kepribadian) ataupun gaya belajar siswa itu sendiri. Perilaku tidak ada hubungannya dengan kepintaran, tetapi kepintaran (kepahaman) siswa terhadap pelajaran dapat diperoleh salah satunya melalui perilaku siswa itu sendiri.
Mengajar berdasarkan memahami perilaku belajar siswa dapat meningkatkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Siswa sanguinis akan sangat mudah diajak belajar bila situasi menyenangkan bagi mereka. Maka berusahalah untuk selalu muncul dikelas dengan ceria tanpa membawa masalah yang ada dalam diri anda. Siswa koleris, mereka akan lebih memaksa dan menuntut agar mereka dilibatkan, maka berilah mereka tanggung jawab untuk mengendalikan kelas yang seperti anda mau. Bagaiman dengan siswa phelegmatic? Mereka seperti air yang tenang, dan terkadang butuhh penjelasan berkali-kali dimana siswa yang lain sudah pada mengerti. Jangan marah, jelaskan saja sekali lagi sampai mereka mengerti, dan minta bantuan dengan teman-teman yang lain jika mereka belum mengerti. Sementara disudut lain, siswa melankolis susah untuk diajak bergabung, karen mereka sudah punya standar kebenaran. Rubahlah cara pandang mereka dengan bukti sesuai dengan pengalaman, jawablah pertanyaan mereka dengan informasi yang bagus.
Tidak hanya perilaku siswa yang bisa meningkatkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan melainkan guru juga harus memahami gaya belajar siswa. Untuk siswa visual, cara pengejaran yang cocok bisa dengan membuat peta pembelajaran. Peta pembelajaran akan membuat penggambaran secara visual, yang akan membantu siswa untuk berpikir tentang materi yang disampaikan secara global. Mengajar dengan strategi auditori sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru dalam intonasi suara, contohnya guru merangkum materi, menulis ulang dan diucapkan secara lanntang. Memberikan keleluasaan bergerak bagi siswa kinestetik disaat anada mengajar memmberikan pengaruh baik bagi daya ingat mereka terhadap materi yang anda ajarkan.
Untuk mampu mengajar menjadi guru yang hebat dan mampu memahami siswa tidak perlu jadi orang lain, tetaplah menjadi diri sendiri. Dengan menjadi diri sendiri, tidak hanya menjadi guru yang bahagia tapi juga idola bagi siswa. Pengajaran yang anda berikan ke siswa terasa lebih ikhlas juga jauh lebih menyenangkan sehingga guru dan siswa bisa lebih saling memahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H