Habis buka puasa, duduk di emperan rumah bersandar pada keluh peluh.
Menetes mengalir diranting ranting kering kesumpekan jiwa.
Yang penuh beribu tanda tanya kehidupan.
Menjalar bergesekan dalam lamunan diterangi cahaya alam.
Tak ada yang pantas dibanggakan, apalagi menjadi catatan sejarah.
Semua sudah terukur waktu dalam perjalanan.
Tanpa harus melupakan doa-doa orang tua.
Meski kadang kita susah melawan diri sendiri.
Susah menertawakan diri sendiri, sehingga lupa diri.
Bahkan melupakan doa-doa yang diajarkan Nya.