Lihat ke Halaman Asli

Heru Sudrajat

pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Ketika Sahabat Saya Menjabat Bupati

Diperbarui: 26 Agustus 2019   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Sungguh ada rasa kebanggaan tersendiri, ketika sahabat saya menjabat bupati. Rasanya ada sesuatu yang berbeda dan ada harapan serta kekawatiran. Yang pertama jelas akan ada harapan daerah ini akan maju serta warga masyarakat sejahtera. Yang kedua juga ada rasa kekawatiran dengan orang-orang disekelilingnya. Yang gayanya, melebihi bupati dan seolah-olah mereka yang mengatur bupati. Merekalah yang hebat dan merekalah yang berperan mengatur pemerintahaan.

Sungguh hal ini yang mengawatirkan dalam perjalanan bupati memimpin daerah ini. Sehingga muncul obrolan di warung kopi, ada ring satu, ring dua dan akhirnya ringsek. 

jarak  yang tidak terbaca dan kadang lupa, bahwa sahabat saya itu, sudah memanggul amanah untuk memimpin daerah ini. Kemudian tentunya kita harus sadar diri, bahwa persoalan yang dihadapi bupati itu sangat komplek dan menyangkut maju mundurnya daerah ini. Berat memang?Namun keyakinan sukses membangun daerah itu ada dan akan dubuktikan. Tentunya dengan kebersamaan merangkul semua pihak melangkah seirama memajukan daerah ini.

Kalau toh saat ini, ada jarak yang harus kita temui itu lain, itu wajar. Sebab aturan yang harus dijalankan bupati memang demikian. Toh negara yang nenciptakan aturan itu dan bukan bupati.

Mungkin dulu gampang sekali ngobrol bersama, bercanda ria, bahkan kita sering meminta bantuan. Kadang guyonan seenak kita sendiri. Namun sekarang, tentunya berbeda karena kondisi. Tapi kita tetap yakin bahwa hati sahabat saya itu tetap tidak berubah dan masih seperti yang dulu. Semoga.

Sebagai sahabat, kita tetap akan mendorong, memberi semangat dalam bentuk apapun, agar beliau cepat merealisasikan kesejahteraan rakyatnya serta punggawa di pemerintahaan. Meski kita kadang memiliki rasa kurang percaya diri, saat ingin menghadap beliau.  Dalam pikiran terbayang beribu asumsi serta sederet persoalan yang bakal kita hadapi.

Serentetan pertanyaan muncul dalam hati, jangan-jangan akan terjadi pertanyaan seperti ini dari ajudan atau orang-orang yang dekat dengan bupati? Ada keperluan apa? Bapak sibuk tidak bisa diganggu? Lain kali saja ketemu?

Semua sudah tergambar dipikiran denga kewajaran. Hanya Tuhan yang tahu dan kita tidak bisa memaksakan kehendak. Semoga daerah ini tambah maju dan segera terealisasi Bangka Setaranya. Semoga. (heru sudrajat) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline