Perkembangan seni budaya di Kabupaten Bangka, sepertinya sedikit mengalami ganjalan. Para pekerja seninya berjalan masing-masing hingga lupa dengan pijakan akar budaya daerah yang harus dikembangkan maupun dilestarikan.
Namun tidak bisa dipungkiri juga, bahwa beberapa seniman sudah melakukan giat kesenian untuk memajukan daerah, meski dengan kocek dompet pribadi.
Kita juga wajib hormati dengan para sesepuh seniman daerah ini yang sudah berkiprah sampai tingkat national, bahkan international. Kemudian kita juga harus hargai seniman senior yang sudah babak belur berkiprah dijagad kesenian.
Tapi fakta yang muncul ditengah tengah kehidupan daerah ini, ketika ngobrol kesenian selalu saja berbenturan antara kalangan senimannya itu sendiri. Bahkan merambat ke pemerintah yang dinilai sepihak dalam memperhatikan para seniman.
Padahal tidak demikian kenyataannya, dinas terkait sudah berupaya untuk terus membantu para seniman. Buntut-buntutnya para seniman mempertanyakan Dewan Kesenian Bangka (DKB), ada atau tidak? Ada yang menanggapi adem ayem dan sebaliknya serius untuk membangun kepunggurusan Dewan Kesenian, yang selama ini diam membisu jadi beku.
Sepertinya para seniman sadar dari tidurnya, lalu bangun bergerak menyatukan tekad kebersamaan membangun kesenian daerah lebih serius lagi. Toh tak ada artinya meributkan sesuatu yang bakal membuat kesenian kita stagnan. Apalagi saling bermusuhan antara sanggar seni yang ada.
Tutup persoalan masa lalu dan buka lembaran baru guna memajukan kesenian daerah ini dengan kearifan lokal serta kejernihan para seniman berkreatifitas.
Akhirnya setelah terusik mereka langsung bergerak, bangun dari tidur panjang dan bertekad membentuk kepengurusan Dewan Kesenian Bangka. Ayo! Mas Junaidi Rahim, Wanda Sona, mas Johanes, Ira Esmirlada, Iksan Mokoginta, Tata, Atik, Juwita dan seniman-seniman yang lain. Oh iya Mbak Win (Kabid Kebudayaan).Para seniman, pekerja seni, ditantang oleh kondisi guna memajukan kesenian daerah ini. Semoga Kepengurusan Dewan Kesenian Bangka segera ada dan segera berkiprah. Semoga! (Heru Sudrajat)
.
dokpri