Dulu, untuk melihat gambar wayang saja aku harus barbaik-baik dulu. Bermanis-manis dan (purak-purak) rajin dihadapan kakekku. Buku karangan HARDJO WIROGO benar-benar disayang eyang bahkan jika tak perlu benar, buku itu tak keluar almari, lantaran sulitnya mencari buku sejenis dijaman itu. Sekarang, menggambar wayang bukan main mudahnya. Bermacam mata, bermacam bentuk bibir, model rambut dan mahkota disimpan dalam bentuk VECTOR berupa modul-modul yang siap dirakit satu sama lain membentuk tokoh wayang tertentu.
Persoalannya adalah, siapa yang merakit? Seberapa besar bakat dan pengetahuannya tentang figur wayang? Wanda? dan bermacam persoalan renik prenik - uba rampe - estetika - keseimbangan dan pada akhirnya WUJUD YANG BERKARAKTER. MERAKIT FIGUR WAYANG Tokoh Arjuna dalam klasifikasi bentuk wayang adalah jenis 'Putran' yaitu para satria (Alusan) diantara 15 kelompok lain : Katongan, Putren, Bayen, Dewa, Raseksa, Rewanda, Punggawa, Pandita, Dagelan, Pawongan, Kewanan, Titihan, Gamanan dan Kayon. Merakit 'Arjuna' berarti kita menyiapkan ragangan dari kelompok putran, lalu menyiapkan pula bentuk wajah, hidung, bibir, mata dan lain-lain sesuai dengan karakteristik tokoh yang akan kita gambarkan.
1.
2.
3. 4. Dengan demikian terciptalah wujud tokoh Arjuna lengkap dengan pakaian dan atribut 'ksatria pandawa' yang sederhana, tanpa perhiasan macam-macam. Bakat dan pengetahuan tentang wayang amat mempengaruhi proses penciptaan itu. Sebab, wayang bukan sekedar bentuk lahiriah, ia adalah simbol dari karakter manusia yang secara jenius diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai "wewayanganing ngaurip', bayang-bayang kehidupan. Selamat mencoba, salam HERU S SUDJARWO * Sutradara & Perancang Produksi angggota KFT, penulis buku RUPA & KARAKTER WAYANG PURWA Sebagai ilustrasi tulisan diatas, kunjungi links ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H