Lihat ke Halaman Asli

Herumawan P A

Pernah menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Menyukai olahraga sepakbola, sedang belajar menjadi citizen Juornalism dan suka menulis apapun. Mulai dari artikel sepak bola, cerita remaja, cerita pendek, cerita anak hingga cerita misteri.

Ironi Yunani

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Di babak kualifikasi Piala Eropa 2016 grup F, Yunani tergabung bersama Irlandia Utara, Rumania, Finlandia, Kepulauan Faroe dan Hongaria seharusnya menjadikan Yunani lebih berpeluang besar lolos. Mengingat Yunani satu-satu negara yang pernah juara Piala Eropa di grup ini.

Namun langkah Yunani malah terseok-seok. Dari empat laga yang sudah dijalaninya di grup F, Yunani baru mengumpulkan satu poin hasil bermain imbang, 1-1 menghadapi tuan rumah Finlandia. Serta tiga kekalahan masing-masing dari Irlandia Utara, 0-2. Lalu Rumania, 0-1 dan Kepulauan Faroe, 0-1.

Yang lebih menyakitkan, tiga kekalahan itu justru didapat Yunani di kandang sendiri. Ironisnya dua dari tiga kekalahkan tersebut didapat dari Irlandia Utara dan Kepulauan Faroe yang rangking FIFA-nya berada jauh dibawah Yunani. Bahkan keduanya juga belum pernah tampil di putaran final Piala Eropa.

Tentu menjadi pertanyaan, mengapa Yunani begitu terpuruk di babak kualifikasi Piala Eropa 2016 grup F? Padahal Yunani tampil bagus di putaran final Piala Dunia 2014 lalu dengan lolos ke babak kedua.

Salah satu penyebab utamanya, dikarenakan ada beberapa pemain kunci Yunani yang cedera atau tak fit bermain. Diantaranya Dimitris Salpangidis, Costas Fortounis, Jose Holebas.

Puncaknya, ketika mejalani laga keempat di grup F menghadapi Kepulauan Faroe, Yunani harus kalah, 0-1. Alhasil, Claudio Ranieri yang baru tiga bulan melatih Yunani langsung dipecat.

Penentuan Yunani

Kini terhitung sejak pertengahan Februari 2015, Yunani sudah mempunyai pelatih baru. Namanya Sergio Markarian. Diharapkan dengan adanya pelatih baru, Yunani bisa segera bangkit. Namun itu tentu tak mudah. Karena lawan-lawan yang akan kembali dihadapi nanti pasti sudah melakukan persiapan sebaik-baiknya.

Dengan waktu persiapan yang mepet. Yunani diharuskan meraih kemenangan pertamanya ketika bertandang ke Hongaria pada 30 Maret 2015, Bisa dibilang, inilah laga penentuan Yunani. Karena laga babak kualifikasi Piala Eropa 2016 grup F berikutnya baru akan dimulai pada pertengah bulan Juni. Hingga berakhir pada pertengahan bulan Oktober.

Jika berhasil menang menghadapi Hongaria, Yunani akan membuka peluang lolos ke putaran final Piala Eropa 2016 Perancis. Sekaligus membangkitkan kembali moral pemain Yunani yang sempat terpuruk pasca tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri, tahun lalu.

Yunani boleh saja mengharapkan para pesaingnya di grup F lainnya tergelincir. Namun lebih bagus jika Yunani berfokus pada sisa laga yang harus dijalaninya. Dengan begitu, Yunani berharap bisa mengembalikan poin-poin krusial yang hilang di empat laga yang sudah dijalaninya.

Suatu ironi jika nanti harus melihat kenyataan Yunani, juara Piala Eropa 2004 tak mampu lolos babak kualifikasi Piala Eropa 2016 grup F yang sebetulnya mudah. Maka dari itu, Yunani harus segera bangkit dari keterpurukannya di grup F. Kita nantikan mampukah Yunani melakukannya? Atau malah semakin terpuruk, semoga saja tidak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline