Komik yang saya baca pertama kali itu Kungfu Boy karya Takeshi Maekawa. Awal pertama kali melihat komik ini ada di surat kabar Bernas Jogja sekitar tahun 1990 atau saya masih duduk di Sekolah Dasar. Dan mulai saat itu, saya rajin membaca komik ini di surat kabar Bernas Jogja. Ketika Ayah memutuskan tidak lagi berlangganan surat kabar Bernas Jogja, saya pun tidak bisa apa-apa.
[caption id="attachment_206141" align="aligncenter" width="590" caption="Sumber gambar: tokokomikantik.com"][/caption]
Kemudian, saya beralih ke komik yang lain. Tidak jauh berbeda dengan Kungfu Boy, yang ini pun juga bercerita soal kungfu. Hanya berbedanya, kalau Kungfu Boy itu karya dari orang Jepang maka komik satu ini karya orang Hongkong. Namanya Tony Wong. Komiknya berjudul Tiger Wong. Saya sering membaca komik Tiger karena semula harganya murah hanya Rp 2000. Sayangnya lambat laun harga komiknya naik Rp. 7000 - Rp 8000 membuat saya jarang membacanya lagi. Kalau punya uang ya beli. Tapi jangan sampai ketahuan Ibu. Lantaran kalau sampai ketahuan, bisa dimarahi habis-habisan.
"Daripada uangnya buat beli komik melulu, lebih baik ditabung!" begitu kata Ibu kalau marah. Saya pun hanya bisa diam dan tidak berani membantah.
Tokoh komik Tiger Wong yang cukup menginspirasi kehidupan saya yakni Gold Dragon (Shi Hei Long). Lakon satu ini mempunyai jurus perisai genta emas dan senjata berupa ruyung. Gold Dragon ini orangnya setia kawan dan selalu merencanakan sesuatu dengan matang. Ini yang membuat saya kagum pada sosok tokoh Gold Dragon di komik Tiger Wong. Sikapnya ini memang bertolak belakang dengan sobat akrabnya Tiger Wong (Wang Xiao Hu) yang walaupun berilmu tinggi (jurusnya sembilan matahari) tapi cenderung serampangan dalam menyingkapi permasalahan. Contohnya dalam kasus yang menyebabkan kakaknya Wang Xiao Long meninggal dibunuh Chan Ou Wan saat menyerbu markas geng Loucha. Tiger Wong yang tidak berpikir panjang langsung menyusul Chan Ou Wan ke Thailand untuk membalaskan dendam kakaknya. Sayangnya selama perjuangan membalaskan dendam kakaknya di Thailand, Tiger Wong harus rela kehilangan lebih banyak saudaranya seperti Kid si ganteng, Ming si mata empat dan Draco si pisau terbang.
Saya memang sangat mengidolakan komik-komik karya Tony Wong. Terutama pada imajinasi Tony Wong yang luas tidak terbatas, benar-benar membuat saya kagum. Bahkan saya pun bermimpi menjadi komikus seperti Tony Wong. Tapi karena saya tidak begitu mahir menggambar atau membuat ilustrasi maka saya memutuskan untuk menjadi penulis saja. Ada beberapa karya Tony Wong yang cukup menginspirasi kehidupan saya dan tulisan saya. Seperti Tiger Wong, Tiger Heroes, Long Hu Men, Tapak Sakti dan Pukulan Geledek.
[caption id="attachment_206140" align="aligncenter" width="297" caption="Sumber gambar: siomponk.com"]
[/caption]
Selain Tiger Wong, Tapak Sakti juga komik yang menginspirasi saya. Terutama tokoh utamanya yakni Sembilan Benua. Lakon satu ini memang betul-betul ahli kungfu. Sikapnya yang tidak mau menyerah dan asa setia kawan serta bertanggung jawab bagi dua anak kembar asuhannya yakni Devilito dan Samsun membuat saya kagum. Menginspirasi saya agar tidak cepat menyerah dalam kehidupan. Setia kawan untuk tujuan yang baik dan bertanggung jawab untuk hal yang sudah diperbuat.
[caption id="attachment_206144" align="aligncenter" width="194" caption="Sumber gambar: kaskus.co.id"]
[/caption]
Pukulan Geledek, satu lagi komik karya Tony yang menginspirasi saya. Terutama lakonnya yakni Kuda Besi yang tipikal pekerja keras dan pantang walaupun ilmu kungfu tidak begitu tinggi. Sayangnya, saya agak sedikit jengkel dengan komik satu ini. Karena tokoh antogonisnya terlalu kuat. Namanya, Pedang Gaib yang berilmu tinggi dan si licik Otak Setan. Pernah diceritakan di komik, Pedang Gaib bertarung Mick. Lalu Mick bunuh diri lantaran menyangka Pedang Gaib sudah berhasil dikalahkan dan meninggal. Padahal Pedang Gaib belum meninggal dan hanya menderita luka parah saja. Entah apa yang ada di benak Tony Wong ketika membuat komik Pukulan Geledek ini sehingga musuhnya sulit sekali dikalahkan? Ini masih menjadi misteri bagi saya hingga kini.
Sejumlah komik-komik karya Tony Wong seperti Tiger Wong, Tapak Sakti dan Pukulan Geledek dulu pernah saya miliki. Walaupun tidak lengkap tapi bisa menepis ketika kebosanan tiba. Sayangnya, kini komik-komik itu sudah dilego ke tukang loak. Yang ada di rumah hanya komik-komik Jepang semacam Kungfu Boy, Kenji, Doraemon, Breakshot, Mini 4WD, Dragon Ball dan lain-lain teronggok tidak terurus di gudang belakang rumah. Bentuk komiknya dipastikan sudah tidak utuh lagi, banyak yang sobek karena rayap atau tikus. Saya pun hanya bisa menyesalinya.