Sebenarnya cerita ini dialami Adik saya pada beberapa tahun lalu. Ketika itu, Adik saya sedang menyelesaikan skripsinya di suatu kampus swasta di kota Jogja. Lantaran sibuk dengan skripsinya, Adik saya sering lupa makan pada waktunya. Padahal biasanya setiap pagi, Adik saya selalu sarapan. Begitu juga ketika siang dan malam, Adik saya selalu makan nasi. Tapi selama sibuk mengerjakkan skripsi, Adik saya hanya sekali makan nasi. Selebihnya, makan makanan kecil seperti roti.
Seminggu kemudian, Adik saya pun merasakan sakit di perutnya tapi tidak digubrisnya. Lama-lama kelamaan, sakit di perutnya semakin menjadi. Lalu oleh keluarga, Adik saya dibawa ke Rumah Sakit. Di Rumah Sakit, Adik saya lantas diperiksa. Ternyata kata dokternya, Adik saya menderita sakit maag akut dan harus mondok. Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Adik saya mulai membaik. Lalu Adik saya pun diperbolehkan pulang.
Di rumah, Adik saya sempat mendengar bahwa biaya perawatannya di Rumah Sakit cukup besar. Adik saya terkejut dibuatnya. Adik saya pun berjanji tidak akan telat makan lagi. Alhamdulillah sampai sekarang, Adik saya tidak pernah sakit maag lagi. Dan ada satu hal lagi yang patut disyukuri, Adik saya akhirnya bisa menyelesaikan skripsinya dan bergelar Sarjana Ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H