Lihat ke Halaman Asli

Pemeriksaan MRI

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14323741801250080406

[caption id="attachment_419599" align="aligncenter" width="300" caption="Peralatan MRI"][/caption]

Jumat, 22 Mei 2015 yang lalu, saya melakukan medical check up. Kali ini saya ingin agar dilakukan dengan lengkap, mengingat usia sudah semakin menjelang Ashar. Jadi saya mencoba dengan teknik MRI (Magnetic Resonance Imaging) katanya lebih akurat dan dapat dideteksi segala macam kelainan yang terjadi di dalam tubuh. Atas rekomendasi seorang teman yang sudah biasa dengan hal-hal yang medis, saya memilih RS. Abdi Waluyo di Jln. HOS. Cokroaminoto 31-33 Jakarta.

Seperti biasanya medec yang lengkap, saya berpuasa lebih dahulu minimal 10 jam. Lalu saya berganti pakaian dulu, kemudian diambil darah dan urine. Setelah itu lalu wawancara dengan dr. Soetrisno, usianya sudah 75 tahun tetapi masih segar dan energik. Belakangan nanti baru saya tahu bahwa beliau ternyata juga pemilik RS. Abdi Waluyo ini. Dr. Soetrsino menyelesaikan kuliahnya di Udayana Bali, dan melanjutkan ke Universitas Indonesia. Beruntung saya pasien tidak begitu banyak, sehingga pelayanan bisa berlangsung dengan cepat.

Saya langsung dibawa ke ruangan peralatan MRI. Baru kali ini saya akan melakukan pemeriksaaan MRI lengkap. Sebuah peralatan dengan berbentuk seperti kue donat yang berdiri, ditengahnya ada lubangnya dan ada tempat tidur pasien yang menjulur keluar dari lubang tersebut. Perawat wanita menjelaskan beberapa cara untuk menjalani pemeriksaan MRI ini. Tahap pertama abdomen, perut atas dan bawah. Pasien diminta untuk tarik nafas, lepas nafas dan tahan nafas. Ketika tahan nafas ini peralatan MRI ini mulai bekerja. Saya diberi headset untuk mendengarkan lagu, karena suara alat ini keras sekali seperti berada dalam bengkel.

MASUK KEDALAM MESIN MRI

Setelah berbaring dan diatur agar berbaring dengan enak dan nyaman. Abdomen lebih dulu dan membutuhkan waktu 60 menit. Lama juga. Dibagian perut dipasangi alat semacam pelindung lalu dikunci dengan belt. Kemudian tempat tidur bergeser perlahan-lahan masuk ke dalam lubang. Musik di telinga masih enak terdengar All about that best dari Megan Trainor, beat-nya membuat semangat. Sebentar kemudian yang dikatakan perawat benar, suara yang keras mulai terdengar. Tok tok tok ... seperti pembukaan, lalu diikuti suara yang ritmis dan berlangsung hampir 1-2 menit ..... Plok plok plok.

Suara musik di telinga kalah keras dari suara-suara tadi. Selesai dengan tahap satu, suara yang lain berbunyi lagi dengan nada dan yang berbeda-beda. Tempat tidur juga di geser-geser kedalam dan keluar menyesuaikan bagian yang akan dipindai. Suara perawat terdengar di telinga : tarik nafas - buang nafas - tahan ... tahan ... tahan.

[caption id="attachment_419603" align="aligncenter" width="300" caption="Persiapan pemeriksaan MRI"]

1432374640493829264

[/caption]

Menunggu proses selama satu jam, didalam ruangan yang tertutup dan sempit, saya jadi membayangkan barangkali seperti itulah jika berada di liang lahat. Tertutup dan tidak bisa kemana-mana. Suara-suara keras dari mesin MRI bagaikan suara Malaikat Rokib & Akib. Pasti di ruangan yang sempit dan tanpa daya, pertanyaan malaikat itu mesti menimbulkan nuansa yang mengerikan. Hiii ... Membayangkan itu sekejap bulu kuduk saya merinding .... Lalu suara keras mesin MRI kembali mengembalikan kesadaran saya.

Tahap kedua saya ditarik keluar, tahap berikutnya pemeriksaan paru-paru. Pemeriksaan kedua hanya berlangsung 15 menit. Lalu diteruskan ke pemeriksaaan berikutnya. jantung dan otak. Itu harus dilakukan di ruangan lain. Lengan kanan diinfus sebagai jalan untuk memasukkan cairan kontras. Untuk mendeteksi akurasi pemindaian. Ketika sudah siap didalam baru cairan baru dimasukkan ke dalam tubuh. Rasanya panas menyebar ke seluruh tubuh.

Di ruangan ini perawat Indra menyiapkan peralatannya. Dengan prosedur yang sama, saya mengikuti pemeriksaan ini. Ketika memindai dengan cairan, kepala harus benar-benar diam tidak boleh bergerak sedikit pun, bahkan menelan ludah juga tidak boleh. Disini butuh waktu hampir satu jam juga. Dan tidak ada headset dengan lagu-lagu. Jadi suara mesin MRI begitu keras terdengar, walaupun diberi penutup telinga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline