Lihat ke Halaman Asli

Keindahan Bandara Ngurah Rai dari Udara

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eagle view of Ngurah Rai airport

Minggu pagi, 17 Mei 2009. Hari yang cerah, matahari bersinar dengan lembut dan sinarnya menyentuh kabut tipis yang menyelimuti Bandara Ngurah Rai. Kami berada di apron timur berada di dekat sebuah helikopter yang berwarna oranye. Di hidungnya tertulis registrasi pesawat PK-URA. Sesuai janji kami pagi ini akan melakukan penerbangan joy flight dengan PT. National Utility Helicopter , dan sekarang kami sedang menunggu pilotnya. Tidak berapa lama kemudian, Captain Supardi datang bersama dengan Copilotnya A.A. Romy Ngurah Rai Setiadi. Captain Andhy Supardi adalah penerbang senior lulusan Akademi Penerbangan Curug tahun 1971 yang sudah sangat berpengalaman dengan 18.000 jam terbang, sedangkan Copilotnya putra daerah Bali, seorang Mayor penerbang Angkaran Darat. Kami berada di tangan pilot yang handal dan berpengalaman. Sebentar kemudian captain Supardi mem-briefing kami ber-8 tentang rencana penerbangan. Sesuai permintaan,kami akan terbang memutari Bandara Ngurah Rai dan menyusur pantai ke arah Uluwatu, dengan ketinggian yang cukup rendah + 500 kaki untuk mendapatkan sudut pengambilan gambar yang baik. Helikopter yang kami tumpangi adalah type Bell 412-EP (Extended Performance), bermesin 2 dan 4 bilah rotor blade. Kapasitas 10 penumpang dan 2 pilot. Setelah semua persiapan selesai, kami naik ke helikopter. Kami ber 8 orang, dari humas dan para fotografer Bandara Ngurah Rai dan 2 orang crew Bali TV, Rai Parwati dan seorang cameraman. Sudah sangat lama penulis tidak pernah naik helikopter lagi.

Apron yang sibuk di Bandara Ngurah rai

Ketika kemudian mesin hidup dan baling-baling mulai berputar, suara mesin dan getaran pesawat menarik mundur kenangan penulis beberapa puluh tahun yang lalu ketika masih aktif sebagai seorang Air Traffic Controller di Bandara Sepinggan Balikpapan. Beberapa saat kemudian Captain Supardi mengangkat stick kemudi di tangan kirinya, dan Bell 412EP PK-URA naik dengan perlahan-lahan. Saat skid-nya lepas dari tanah, adalah saat kritis. Getaran  helikopter sedikit agak keras dan ini menimbulkan sensasi tersendiri. Captain Supardi mengarahkan helikopternya ke arah landasan. Dan tepat jam 08.05 kami take off dari arah Landasan 09, menentang matahari yang sedang bersinar dengan cerah. Landasan di bawah segera menjauh dan kami melayang di udara dengan elegan. Dibawah jalan raya ke Nusa Dua belum begitu padat dan mangrove di ujung landasan masih tampak lebat. Ada beberapa kabel terentang sedikit di bawah permukaan air laut, barangkali kabel bawah laut. Beberapa saat kemudian, helikopter berbelok ke kiri. Pada posisi yang tepat, di left down wind Runway 09 kami meminta Rahmadi HLO (Helicopter Landing Officer) membuka pintu, agar kami dapat mengambil gambar dengan baik. Dan helikopter terbang dengan kecepatan rendah.

Golf Course Pecatu

Melihat Ngurah Rai dari udara dengan ketinggian hanya 500 feet memberikan sensasi tersendiri. Bandara yang menjadi pintu Pulau Bali ini, memang relatif kecil.  Oleh sebab itu memang sudah saatnya untuk dikembangkan lagi. Di bawah sana hamparan hijau rumput airstrip landasan kelihatan indah. Apron masih sepi. Patung Ngurah Rai Nampak kokoh berdiri di tengah jalan masuk bandara. Perumahan karyawan masih tertata rapi. Sayang beberapa saat lagi harus dihapuskan untuk memberi ruang tambahan bagi perluasan terminal. Pantai Jerman dengan break-water nya tampak masih sepi. Helikopter berputar memotong approach area Runway 09, seluruh apron kelihatan. Terminal domestik tampak jelas. Terminal yang menonjol ini akan diluruskan sejajar dengan terminal Internasional dan akan dibongkar untuk diperluas lagi menjadi 7 kali dari luasnya yang sekarang. Sesaat kemudian, captain Supardi membawa helikopter menyusuri pantai menuju ke Uluwatu. Jimbaran tampak jauh di ujung pandangan. Pantai sepanjang jalan ke Uluwatu merupakan tebing yang curam. Mendekati Uluwatu helicopter menurun dan terbang persis dengan ketinggian yang sama dengan tebing di sisi kirinya. Sekali lagi, pintu samping kiri dibuka dan semua kamera melahap pemandangan eksotis yang berada didepan mata. Indah sekali. Lapangan golf Pecatu Graha Bali Nampak hijau dan indah. Pemandangannya yang eksotis pasti akan banyak menarik para pegolfnya untuk kembali lagi. Bali Cliff hotel masih menyisakan kolam renangnya biru yang persis bertengger diatas tebing. Bergerak maju lagi, masih banyak pembangunan resort atau hotel yang sedang berjalan dan sekilas tampak sedikit mengalami kelambatan.

Dream land's view from 1500 feet

Akhirnya Pura Uluwatu berada di depan mata. Helikopter bergerak perlahan di sebelah kanan Pura. 500 kaki diatas permukaan laut. Sungguh pemandangan yang sangat sulit di dapat. Pura Sad Kayangan ini sangat terkenal. Selain sebagai tempat persembahyangan, juga pertunjukan tari Kecak yang atraktif, dipentas-kan di atas tebing pura ini. Dan tanpa terasa, misi kami selesai. Helikopter naik ke ketinggian 1500 kaki dan kembali lagi ke Bandara Ngurah Rai. Menjelang turun beberapa pesawat tampak sedang mendarat dan sebuah Boeing Garuda sedang menuju landasan untuk tinggal landas. Jam 08.15 Captain Supardi mendaratkan helikopter dengan elegan di tempat semula. Sungguh sebuah pengalaman yang spektakuler. Terimakasih Capt! It is really wonderful flight and we’ll see you on next flight.

herulegowo@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline