Lihat ke Halaman Asli

Efektivitas Iklan Partai Politik dalam Meraup Suara

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Efektivitas Iklan Partai Politik Dalam Meraup Suara

Oleh : Heru Widodo (Sekjen DPN GEMASABA)

Pesta demokrasi lima tahunan selalu diwarnai dengan cerita yang menarik. Berbagai model dan strategi para kontestan pemilu tak pernah mengundang kebosanan untuk kita cermati dan disimak. Salah satu yang menarik untuk kita simak dan diskusikan adalah mengenai iklan partai politik di media masa serta seberapa akurat pengaruhnya dalam meraup suara pemilih.

2014 ini kita sudah memasuki tahun politik, tinggal hitungan hari pesta demokrasi akan dilaksanakan. Partai politik sudah memanaskan mesinnya jauh-jauh hari dan gendang perang untuk merebut kemenangan dan meraih posisi puncak pun sudah mulai ditabuh. Kontestan pemilu sudah mulai sibuk membangun pencitraan, tak ayal iklan pun mulai bertebaran diberbagai media masa terutama stasiun Televisi atau TV.

Mengapa iklan di stasiun TV menjadi pilihan? Pertama TV dinilai menjadi salah satu media yang paling efektif dalam mempengaruhi perilaku masyarakat. TV adalah media yang paling lengkap jika dibandingkan dengan media masa yang lain. Didalam ilmu komunikasi, TV dapat menyuguhkan informasi secara audio visual sehingga jika diproyeksikan atau dikaitkan pada suatu citra dan kepribadian tertentu, pencitraan ini dapat berorientasi pada keterikatan secara psikologis dan emosional dari sesuatu yang diiklankan.

Kedua, Televisi memang menjadi media promosi yang bagus di era jaman sekarang ini, Mengiklan di TV juga sangat cepat dan bisa di lihat oleh jutaan orang per sekali tayangnya, apalagi sekarang ini hampir semua rumah sudah memiliki TV dan tidak ada pembatasan jam tayang bahkan dari subuh hingga subuh berikutnya tayangan TV tidak ada hentinya.

Namun perlu dicatat harga tarif iklan pertayang dan menurut jam tayangnya harganya juga mahal dan berbeda-beda. Apabila dikalkulasikan, maka rata-rata tarif iklan Tv berkisar hingga 16 juta rupiah per spot waktu tayang prime time (17.00-21.00) durasi 15-30 detik. Jika dihitung biaya iklan dalam 1 bulan berkisar 3 Milyaran. Angka yang fantastis.

Catatan Riset AGB Nielsen mencatat Pemilu 2009, belanja iklan sektor pemerintahan dan politik menempati urutan kedua dengan nilai Rp3,6 triliun atau naik 64% dari tahun sebelumnya. Iklan pemerintahan dan politik ada di bawah iklan telekomunikasi yang menduduki peringkat pertama, yaitu Rp3,8 triliun. Tentu saja angka tersebut akan naik pada 2014 ini dan bisa jadi angka tersebut bisa naik dua kali lipatnya.

Lalu pertanyaannya kenapa partai politik tetap menggunakan strategi iklan? Padahal itu tidak ada jaminan untuk menjadi suara. Ada hal yang tidak bisa dinalar secara logika bagi masyarakat awam, mengapa partai politik menghamburkan uang banyak tanpa ada jaminan nyata berapa suara yang akan diperoleh dari hasil iklan tersebut. Lalu kenapa uang tersebut tidak digunakan untuk bantuan masyarakat, bukankah itu justru akan dapat menyentuh secara langsung ke masyarakat? Dalam konteks ini, tentu saja partai politik sudah menghitung untung dan ruginya.

Partai politik menggunakan iklan media adalah untuk menarik simpati masa mengambang. Iklan partai politik dianggap dapat banyak menarik perhatian masyarakat karena isi pesan yang menarik, dengan mengangkat isu-isu yang sedang terjadi di dalam kehidupan masyarakat,

Perlu diingat, bahwa karakteristik masyarakat kita adalah mudah tertarik dan terpengaruh dengan suatu tayangan. Dengan demikian, iklan dianggap menjadi salah satu senjata yang ampuh bagi partai politik untuk meraih simpati masyarakat.

Seberapa Efektif Iklan Partai Politik Dalam Meraup Suara?

Maraknya penayangan iklan politik dinilai oleh sejumlah pengamat sebagai bentuk manipulasi politik yang tidak mendidik masyarakat. Iklan partai politik banyak menarik perhatian masyarakat karena isi pesan yang menarik, dengan mengangkat isu-isu yang sedang terjadi di dalam kehidupan masyarakat, seperti harga sembako, kenaikan bahan bakar minyak, pendidikan, pengangguran, toleransi dan lain sebagainya yang cukup menyita perhatian pemirsanya.

Namun, muncul fenomena bahwa masyarakat Indonesia mulai apatis dengan proses politik yang terjadi sekarang ini. Masyarakat mulai apatis terhadap partai politik, ini disebabkan karena banyaknya tokoh partai politik yang tersangkut kasus korupsi. Disamping itu, masyarakat kini cenderung mempertanyakan kinerja anggota legislatif yang sekarang terpilih dan tidak menunjukkan prestasi yang berarti bagi masyarakat.

Berapapun besar dan menariknya iklan yang akan ditayangkan oleh partai politik, tentu saja tidak serta merta dapat mempengaruhi perolehan suara pada pemilu yang akan datang. Namun demikina iklan politik juga menjadi salah satu media pendidikan politik bagi masyarakat. Pada akhirnya masyarakat dituntut untuk cerdas dalam memilih partai politik, gunakan hak pilih dengan cerdas dan bukan berdasarkan iklan yang ditonton, tetapi berdasarkan kinerja serta visi dan misi dari partai politik itu sendiri.

Diskusi GEMASABA, 20 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline