Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 12 September 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1. saya selaku pendidik berfikir bahwa anak didik itu ibarat seperti sehelai kertas yang belum ditulis, sehingga pendidik boleh mengisi kertas yang kosong itu menurut kehendaknya. Artinya, pendidik berkuasa sepenuhnya untuk membentuk watak atau budi seperti yang diinginkan (Teori Rasa). Selama ini saya merasa bahwa pada saat mengajar monoton dimana saya sebagai pendidik menjadi pusat dalam pembelajaran (teaching center) dimana siswa harus memperhatikan, mendengar dan menyimak, setelah itu siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik sebagai evaluasi dari kegiatan pembelajaran.

Selain itu juga anak didik dijadikan subyek dalam mengejar target pembelajaran kami selaku pendidik dengan tidak memperhatikan karakteristik peserta didik sesuai dengan kodratnya yang memiliki cipta, rasa dan karsa yang berbeda-beda. Selain itu kami juga merasa bahwa anak didik belajar hanya sebatas di ruang kelas atau ruang praktik saja tapi tidak memberikan kebebasan mereka belajar dimanapun yang mereka anggap nyaman.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?

Ada hal yang menarik dari materi awal yang kami terima yakni filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yakni terkait dengan pembelajaran yang berpusat pada anak didik dan pembelajaran yang memerdekakan anak didik.

Setelah mempelajari materi kami sadar bahwa setiap anak didik memiliki karakteristik (cipta, rasa dan karsa) yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Anak didik juga memiliki cara tersendiri untuk mencapai keberhasilan belajar mereka, dengan cara mereka belajar yang mereka anggap nyaman. Kemampuan anak didik pada saat belajar berbeda-beda yakni auditori, kinestetik dan visual.

Setelah mempelajari materi ini pun kami sadar bahwa selama ini salah dalam menerapkan proses Pendidikan yakni kegiatan belajar mengajar. Dimana kami menganggap bahwa kami sebagai pendidik menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hanya senantiasa menyimak, memperhatikan dan mendengarkan guru menjelaskan, setalah itu siswa diminta untuk mengerjakan tugas atau Latihan soal sebagai bentuk evaluasi keberhasilan kegiatan pembelajaran. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan kami bagaimana memperlakukan anak didik sebagai manusia, makhluk dan benda hidup dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimana kita memberikan kebebasan/kemerdekaan lahir dan batin kepada mereka dalam belajar sesuai dengan kodrat mereka yakni potensi dan karakter mereka. Menyadarkan kami juga bahwa kita sebagai pendidik tidak membatasi anak didik kita dalam berkreasi, berpendapat, berinovasi dan mengembangkan pengetahuan dan kompetensi yang mereka miliki. Kita sebagai pendidik memaksimalkan tugas kita dalam mendidik yakni menuntun dan membimbing mereka untuk dapat mengembangkan kompetensi dan pengetahuan mereka agar tidak tersesat dan salah jalan, yang terpenting yakni penguatan terhadap perilaku mereka untuk menjadi insan yang baik.

Kita sebagai pendidik dalam melaksanakan proses Pendidikan memiliki peran besar yakni dalam hal menuntun mereka untuk mencapai keberhasilan dan keselamatan setinggi-tingginya sesuai kodrat mereka.

Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Merubah model pembelajaran yang selama ini teaching center beralih menjadi student center dengan menerapkan pembelajaran problem based learning dan project based learning. Perbanyak kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok dan diskusi antar teman sehingga peserta didik aktif dalam belajar. Ruang belajarpun tidak hanya dibatasi pada ruang kelas dan ruang praktik di sekolah saja, mereka bisa belajar langsung di masyarakat, di lapangan, dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Peran guru yakni memberikan stimulus atau pemantik di awal pembelajaran, selanjutnya guru hanya menuntun dan membimbing siswa dalam pembelajaran. Pendidik juga harus kreatif dan inovatif dalam menyediakan media pembelajaran menyeseuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline