Orentalisme yang kita ketahui merupakan ilmu timur atau ilmu yang berhubung dengan dunia timur. Dengan makna umum orientalis sering di gunakan oleh orang barat untuk mengkaji ilmu timur. Kemudian orientalisme juga merupakan suatu permasalahan yang muncul seiring perkembangan filosofi, ekonomi, bahkan politik.
Munculnya orientalisme berawal dari adanya perperangan antara dunia barat dan dunia timur, dan pereperangan tersebut di masa pemerintahan Nuruddin Zanki dan Salahuddin Al-Ayyubi. Penyebab terjadinya perang di sebabkan karna adanya pergesekan politik dan agama antara Keristen barat di palestina dan Islam, di mana pergesekan tersebut karna didasari oleh banyaknya perbedaan-perbedaan yang ada di dalam hal ideologi maupun keagamaan.
Nah, perperangan ini terus terjadi sampai kepada generasi selanjutnya dengan berbalik arah kekalahan dan kemenanganya. Sehingga, menyebabkan sarjana barat tidak menerima atas kekalahan tersebut.
Tokoh barat ini ingin menghancurkan islam dari dalam, tidak dari segi perperangan. Namun, tokoh barat ini menghancurkan Islam juga dari segi ideologi dengan kajian-kajianya terhadap topik keislaman. Misi orientalis ini untuk meragukan autentitas al-Qur'an dan hadis untuk menemukan sisi ketidak kotentikanya. Akan tetapi orientalis ini selalu gagal untuk menjadikan umat Islam ragu atas keotentikan al-Qur'an. Kemudian orientalis mencoba beralih untuk mengkaji hadis dengan tujuan maksud yang sama.
Ada beberapa fase yang sangat perlu kita ketahui dalam sejarah perkembanga orientalis seperti: Orientalis di fase pertama, dimana di fase ini timbul pada abad ke 16, dimana orientalisme ini bisa disebut sebagai gerakan anti Islam. Terjadinya perang salib telah memicu Eropa Kristen memberi motivasi anti Islam, karena menganggap agama Islam adalah agama teroris atau perusak.
Sekitar abad ke-17 yaitu di fase kedua merupakan fase terpenting orientalis karna hal ini bersamaan dengan gerakan yang berbarengan dengan modernisasi barat. Dan di masa ini raja-raja serta ratu-ratu di eropa itu telah mendukung pengumpulan data berkaitan dengan ketimuran. Nah, walaupun oranga barat ini sangat memerlukan Islam, tetapi perseteruan masih tetap membara.
Dalam masa ini juga banyak diterbitkan atau di munculkan buku-buku yang berisi mengenai hujatan terhadap Islam ketimbang mendidskripsikan Islam secara faktual.
Kemudian juga ada salah satu tokoh orientalis pada tahun 1679 M. Ia menulis sejarah hidup nabi Muhammad SAW dengan tujuan ingin membuktikan bahwa nabi muhammad penipu serta bisa mengelabui orang, dari sini kita kita memahami bahwa pada fase ini juga merupakan fase anti Islam.
Masuknya pada fase ketiga yang terjadi pada abad ke-19. Di masa ini orientalisme sangat penting bagi umat Islam. Karena dalam fase ini, barat telah menguasai sebagian dari negara Islam baik dari aspek politik, militer, kultural dan ekonomi. Kemudian orientalis ini memberikan kontribusi berupa karya ilmiah dalam bidang studi Islam.
Atas berdirinya kajian-kajiaan keislaman, sehingga kajian orientalis mengalami dinamika yang cukup signifikan di saat itu, yakni dari fase caci maki menjadi kajian yang obyektif serta ilmiah walaupun tidak lepas dari kepentingan dari adanya kesalahan.
Sebenarnya mereka pada abad pertengahan hanya memperoleh informasi yang kurang komprehensif terhadap nabi Muhammad SAW. sehingga karya mereka bersifat negative dan subyektif. Namun sebenarnya pada zaman ini, para orientalis di anggap mempunyai pengetahuan keislaman relatif lebih banyak. Dan di anatara mereka masih banyak yang memiliki sikap negatif dengan pendekatan akademis.