Lihat ke Halaman Asli

Heru Anugrah Pratama

Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Ketidakpuasan Rakyat, Bagaimana Gerakan Sosial Mengubah Kebijakan Publik

Diperbarui: 2 Oktober 2024   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: istockphoto.com/zakokor 

Ketidakpuasan rakyat sering kali menjadi sumber gerakan sosial di zaman sekarang. Fenomena ini menunjukkan suara orang yang terpinggirkan dan mendorong perubahan kebijakan publik. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana gerakan sosial dapat mengubah kebijakan, serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam prosesnya.

Banyak sumber ketidakpuasan publik, termasuk ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang tidak responsif. Ketika komunitas merasa tidak didengarkan, mereka cenderung bergabung dalam gerakan sosial untuk menyuarakan protes dan tuntutan bagi diri mereka sendiri. 

Gerakan seperti "Black Lives Matter" di Amerika Serikat dan "Revolusi Putih" di Iran adalah contoh mobilisasi besar-besaran yang dihasilkan dari ketidakpuasan terhadap kebijakan diskriminatif dan penindasan yang menyebabkan kekacauan dan kerusakan sosial.

Gerakan sosial politik tersebut memiliki kekuatan untuk memengaruhi kebijakan publik dengan cara:

Mobilisasi Massa: Aksi protes dan demonstrasi massal menarik perhatian media dan publik, menimbulkan tekanan yang signifikan terhadap pemerintah karena pergerakan massal tersebut memaksa media dan pemerintah untuk terfokus pada kelakuan masyarakat.

Kesadaran Publik: Gerakan sosial yang sering kali mendidik masyarakat tentang isu-isu tertentu, dan membentuk opini publik yang mendukung perubahan kebijakan. Kesadaran publik ini juga bisa didorong dengan kekuatan saling mendukung yang dimana bisa dilakukan di dunia media massa, dunia maya dan juga secara langsung.

Lobi dan Advokasi: Banyak gerakan sosial berusaha berinteraksi langsung dengan pemerintah melalui petisi, lobi, dan diskusi untuk memengaruhi keputusan. Selain itu, untuk mengumpulkan kritik dan saran dari rakyat untuk pemerintah.

Jaringan Sosial: Media sosial pasti akan berguna untuk membuat gerakan sosial pada masyarakat karena mereka memudahkan penyebaran informasi dan mobilisasi serta memungkinkan gerakan berkembang secara cepat dan luas.

Gerakan Reformasi Indonesia pada tahun 1998 adalah salah satu contohnya. Mahasiswa dan berbagai bagian masyarakat bersatu karena tidak puas dengan rezim Orde Baru yang otoriter dan korup. Akhirnya, banyak demonstrasi memaksa Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri, membuka jalan bagi reformasi politik yang lebih demokratis.

source: fridayforfuture.se

Gerakan "Fridays for Future" yang didirikan oleh Greta Thunberg di seluruh dunia menunjukkan bagaimana suara individu dapat bergema dan memicu perubahan kebijakan iklim di berbagai negara. Gerakan ini telah menarik perhatian dunia terhadap masalah perubahan iklim dan mendorong beberapa negara untuk mengambil tindakan yang lebih serius.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline