Lihat ke Halaman Asli

Hadiah Untuk yang Berumur Panjang

Diperbarui: 9 November 2023   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: unsplash.com

"Tidak! Aku tidak mau ulang tahun! Aku mau mati! Tuhan, tolong hentikan umurku ini!" teriak seorang pria tua bangka yang bersujud di lantai.

Di lantai toko pangsit yang dingin, ia meneteskan air matanya. Sudah lewat tengah malam waktu itu, tidak ada lagi pelanggan yang makan. Hanya tinggal si pemilik toko dan istrinya.

Dua jam sebelumnya, kakek tua itu berjalan sendirian di tengah malam. Kakinya menyeret-nyeret rantai berkarat di tiap langkah. Telapaknya yang telanjang menciumi aspal yang dingin. Ia tidak tahu ke arah mana ia menuju.

Kampung tempatnya tinggal itu, sudah habis orang. Semuanya pergi ke kota, mencari kerja, mencari laki dan bini, mencari anak yang mengundang setelah tahunan merantau.

Tinggal dirinya sendiri, yang makan ubi sendiri. Dengan daunnya yang selalu direbus. Kompornya dari kayu kering yang ia juga cari sendiri. Sedangkan apinya dari menggesek-gesek kayu dengan batu.

Si kakek tidak ingat kapan mulanya ia berjalan di tengah malam. Ketika mendapati suara ledakan, ia merasa harus berjalan. Matanya tidak benar-benar bisa melihat. Jadi ia mengandalkan telapak kaki. Jalanan kampung yang sudah dihafal luar kepala tidak dapat hilang. Asalkan terasa di telapaknya, ia tahu ada di mana.

Kini hanya tinggal menyusuri aspal sampai ada yang memanggilnya. Ia tidak tahu siapa yang akan memanggilnya, tetapi rasanya selalu begitu. Tiap kali ia keluar kala langit meledak, ia harus berjalan, dan akan ada orang yang memanggilnya.

Lebih dari satu jam sudah ia berjalan. Telinganya menangkapi cakap-cakap. Akhirnya sudah ada beberapa orang selain dirinya. Napasnya yang tersengal menandakan ia tidak akan sanggup jika harus berjalan lebih jauh.

"Kek! Kakek! Kakek sudah datang? Mari ke toko," kata seseorang yang mengejarnya dari sebelah kiri.

Suara itu tidak ia ketahui empunya, entah tidak kenal atau sekadar lupa. Namun itu suara yang tidak asing di telinganya. Suara seorang pria yang berat dan serak. Ketika ia menghadap ke pria itu, meski tidak jelas, sedikit kelihatan kalau pria itu punya tubuh yang besar. Seakan bisa menghancurkan tubuhnya jika mereka berpelukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline