Sebagai sesama pengusaha kelas kecil , saya kaget kepalang mendengar ada himbauan khusus terhadap eksistensi warung Madura yang buka gerainya 24 jam untuk bisa mengatasi jam buka . Tentunya saya akan memberikan dukungan dan pembelaan ke Toko Madura.
Bentuk peduli dan juga apreasiasi inovasi usaha yang justru sangat membatu masyarakat terutama urusan ketersediaan kebutuhan pokok. Jika Kementrian Koperasi dan UMKM sudah menyanggah keterlibatannya dalam putaran isu jam buka Warung Madura, hanya saja isu ini cukup menyita perhatian , mungkin saja membikin kemarahan dan geramnya publik ketika isu sudah berkembang jika akan adanya pembatasan pembukaan Warung Madura.
Menjadi catatan pedas ketika banyaknya kesuksesan Warung Madura menembus pasar yang tidak dibidik oleh pengusaha lain . Bisa jadi , Warung Madura lebih jeli melihat perubahan pasar yang terjadi saat ini , semisal banyak masyarakat Indonesia saat ini suka bergadang di malam hari, kegiatan ekonomi masyarakat juga banyak yang bergerak di malam hari dan yang paling jeli melihatnya jika banyak event olahraga dunia atau nasional diselenggarakan dan disiarkan malam hari sampai subuh .
Bagiamana pun juga harusnya tidak pantas jika inovasi Warung Madura ini diusik atau sekedar ada pihak yang dirugikan untuk melakukan jegal atau gembosi Warung Madura. Karya strategis pemasaran orisinil dari orang Madura yang harusnya mendapatkan apresiasi juga perhatian khusus oleh dunia akademik khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk dijadikan kajian ilmiah dalam bidang innovasi dan strategi bisnis .
Pertumbuhan ekonomi nasional bertumpal pada sektor konsumsi masyarakat. Bisa dikatakan jika konsumsi masyarakat menjadi ceruk pasar paling menggiurkan dan menjadi perebutan bisnis . Sayangnya, selama ini tetap saja baik regulasi pemerintah dan kekuatan riil pelaku bisnis masih didominasi oleh kekuatan modal dan jaringan korporasi yang kuat yang berhasil kuasai pasar domestik.
Merekalah yang membentuk dan juga memaksimalkan ekosistem bisnis terutama pasokan kebutuhan domestik masyarakat terutama kebutuhan pokok / pangan . Lantas , mengapa mungkin ada pihak tersaingi atau risih dengan menjamurnya retailer tradisional sekelas Warung Madura?
juga Boleh dong pada akhirnya saya curiga, jika isu tesebut sengaja didorong dari pembisik kelas kakap yang bekerja dengan melakukan intervensi kebijakan politik melalui pemerintah. Bukannya harusnya saling bersinergi untuk membangun kluster baru di bidang kerja sama retailer modern dan retailer tradisional?
Pertanyaan, jika jam kerja Toko Madura membantu penyediaan terutama sembako untuk masyarakat, mengalami harus dihimbau buka jam terbatas ?
Pertanyaan berikutnya, jika merasa ada pihak terutama pesaing yang merasa dirugikan atas bukanya Toko Madura 24 jam , mengapa tidak meniru saja apa yang dilakukan oleh Toko Madura tersebut ?
Pertanyaan terakhir, benarkah Toko Madura lebih jago adu strategi membidik pangsa pasar dibandingkan dengan pesaingnya?