Dunia jagat raya politik tiba -tiba dikejutkan oleh duet Anies Baswedan -Muhaimin Iskandar. Tidak ada hiruk pikuk politik yang menyertainya dan langsung terdengar dramatis ketika terjadi kerja sama politik antara Nasdem dan PKB . Meledakkan isu pencapresan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar menjadi perdebatan dan kajian serius berbagi pihak.
Dinamika politik semakin hari semakin kejam dan mencekam. Nyata- nyata akhirnya, Anies mengucapkan "Sayonara ", meninggalkan kemesraan politik yang selama ini dijamin dengan AHY untuk menuju kursi presiden 2024. Jalan baru yang disutradari oleh Surya Paloh melanjutkan dan mempertahankan Anies Baswedan meluncur dalam bidak papan catur politik Pencapresan 2024.
"Adu strategi dan juga adu penghianat ". Tema yang cukup menarik untuk menggambar kejadian politik saat ini jelang kontestasi dan konstelasi Pemilu 2024. Akan banyak drama dan prahara lintas partai dan lintas elite politik yang semakin tak terdugam
Kontestasi menuju Pilpres 2024 tinggal menghitung hari lagi. Pilpres dan Pileg akan digelar serentak pada tanggal 14 Februari 2024. Waktu yang begitu dekat untuk partai dan juga Koalisi Partai untuk bergegas mempersilakan pasangan calon presiden dan wakilnya. Deklarasi Paslon Capres dan Cawapresnya menjadi agenda besar yang sedang dinantikan oleh masyarakat Indonesia dan juga entitas politik nasional.
Dinamika politik Pencapresan sangat cepat berubah dan disebutkan tidak mengenal waktu, minim patuh pada kaidah dan pada akhirnya syarat akan ego kepentingan elite partai. Kerja sama politik dan juga komitmen politik justru banyak yang dilanggar, bukan dipertahankan atau semakin dipertegas. Banyak elite partai akhirnya memilih menjadi pengkhianat dari sekedar menjadi Kolaborator.
Kejutan politik akan semakin sering terjadi dan akibatnya, sekarang dan yang akan datang dihadapan adanya ketidakstabilan politik. Politik nasional dikabarkan akan terjadi banyak kejutan dan huru- hara politik dikarenakan tidak ada kerja sama langgeng bahkan justru saling menanggalkan dan menenggelamkan.
Tersiar kabar jika Anies Baswedan menyetujui berduet Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Keputusan yang sangat tragis ketika Demokrat mengaku dipaksa menyetujui kerja sama politik Anies dengan PKB tersebut.
Dikutip dari pengajuan elite Demokrat. "Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili Capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," kata Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya dilansir detikNews, Kamis (31/8/2023).
Dikatakan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya jika Anies sebenarnya sudah memilih Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi bacawapresnya pada 14 Juni 2022.
Sebuah penghianat sedang terjadi, pada akhirnya Anies saat ini malah mematuhi keputusan Surya yang ingin menduetkannya dengan Muhaimin. Bahkan, Nasdem dan Anies disebut tak melibatkan Demokrat dan PKS.
Riefky menyebut persetujuan ini diambil sepihak oleh Surya Paloh. "Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum NasDem, Surya Paloh," imbuhnya.