Lihat ke Halaman Asli

Heru Subagia

Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Kemesraan Xi Jinping dan Vladimir Putin Bikin Ciut Amerika

Diperbarui: 22 Maret 2023   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Kompas.id

Hegemoni China dalam percaturan politik internasional semakin melejit. Keberhasilan  sebagai juru damai konflik Iran dan Arab Saudi mendapat pujian para pemimpin dunia. Pujian tesebut pantas untuk disandingkan untuk China sebagai negara dengan tingkat kepedulian terhadap perdamaian dan stabilitas   kawasan sangat tinggi .

Berkat mediasi China, Negara Arab Saudi dan Iran sepakat bertemu di meja  negosiasi. Iran dan Arab Saudi sepakat bertemu  untuk memulihkan kembali hubungan diplomatiknya setelah terputus dalam 6 tahun terakhir. Nota  Kesepakatan pemulihan hubungan keduanya ini disepakati dan dilangsungkan di Beijing, China, pada Jumat (10/3/2023), dengan ditengahi diplomat paling senior negara tirai bambu, Wang Yi.

Xi Jinping Ke Rusia 

Prestasi sebagai mediator Arab dan Iran semakin mengucilkan peran Amerika di Timur Tengah.  Kekalahan diplomasi Amerika kembali terulang khususnya di kawasan Balkan. Lawatan Presiden China Xi Jin Ping ke Rusia semakin membuat gusar penerintahan Amerika Serikat. Presiden Xi JinPing bertemu secara informal di Kremlin pada hari Senin ,20/03/2023 dan langsung disambut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin

Presiden Xi JinPing membawa proposal perdamaian untuk Rusia-Ukrania..  Peran serta China dengan dalih sebagai mediator perdamaian konflik Rusia -Ukrania tidak dera merta diterima banyak pihak terutama Amerika dan sekutunya. China ,Rusia adalah para pihak yang  menjadi tantangan terberat bagi Amerika dan Sekutunya di konflik Balkan. 

Rusia telah masuk ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan sampai saat ini perang terbuka Rusia dan Ukraina. Rusia telah gagal memprediksi jika aneksasi ke Ukraina tidak membutuhkan waktu lama dan Ukraina akan dengan mudah dikuasai dan memaksa Presiden Ukraina Zelennsky segera menyerahkan diri.

Multipolar Tanpa Dominasi Amerika 

Keterlibatan China dalam area geopolitik Balkan akan berubah menjadi arena perang pengaruh dan perubahannya dalam sengketa dua negara ( Rusia -Ukrania) dan juga keterlibatan Negara -negara NATO. Rusia dan China sepakat jika dunia berada dalam fase kekuatan Multipolar dan Amerika tidak bisa menyebutkan diri sebagai negara adidaya yang berhak mengatur dan mengendalikan keamanan dan juga penguatan ekonomi dunia.

Hal yang paling ditakuti adalah kehadiran China di daratan Balkan sesungguhnya bukan untuk kompromi perdamaian akan tetapi justru bentuk dukungan politik serta akan mengarah ke dukungan militer ke Rusia. 

Prediksinya jika Ukraina jangan berharap banyak terhadap Xi jin Ping untuk merealikan sebuah perdamaian.Sudah jelas jika Presiden China ke Rusia untuk membantu Rusia .China sedang bekerja misi shadow diplomacy bagi Kepentingan Rusia dan tentunya untuk China sendiri.

Saat ini kekuatan militer China menjadi ancaman serius bagi Amerika khususnya di kawasan Indo-Pasifik.China  adalah salah satu negara sekutu setia untuk Rusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline