Lihat ke Halaman Asli

Heru Subagia

Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

UMKM yang Selalu Kalah

Diperbarui: 12 November 2022   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Shutterstock via Kompas.com

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kwartal ke-3 tumbuh sekitar 5 persen. Sri Mulyani bangga atas perolehan angka pertumbuhan ekonomi tersebut.  Tidak disangka ternyata Indonesia masuk 3 besar negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi paling tinggi. 

Ekonomi makro di Indonesia terkesan baik-baik saja. Data bicara jika Indonesia masuk 7 besar sebagai negara terkuat ekonominya di dunia. Bahkan para ahli ekonomi memperkirakan Indonesia akan menjadi 4 negara dengan PDB terbesar di dunia di tahun 2035. 

Namun ada pertanyaan yang serius muncul, siapa yang paling diuntungkan oleh situasi ekonomi makro yang relatif baik tersebut ?

 Jika melihat transaksi berjalan perdagangan Indonesia terus mengalami surplus ,investasi luar negeri cukup deras dan cadangan devisa masih aman untuk 3-6 bulan ke depan . 

Kondisi positif makro tersebut harusnya  mengakibatkan konsolidasi besar-besaran di sektor bisnis dan perdagangan tetap aman dan nyaman. Optimisme pasar terus terjaga ,dan mata uang rupiah stabil.

Tidak alasan bagi pengusaha untuk menutup perusahaannya dan mem-PHK-kan karyawannya. Secara umum ,makro ekonomi Indonesia menjamin kelangsungan para pebisnis dan pengusaha untuk 2-3 mendatang . Bahkan kekuatiran adanya hantaman krisis  ekonomi 2023 sepertinya tidak bakal terjadi di Indonesia. 

Nasib UMKM

Ekonomi di Indonesia masih dikuasai oleh pihak tertentu. Dari 2 persen penduduk Indonesia tersebut mendominasi hampir 80 persen kegiatan usaha . Jadi ,ekonomi Indonesia dikontrol dan dijalankan oleh golongan minoritas. 

Di Indonesia masih sangat tinggi disparitas penguasaan modal dan aset serta infrastruktur ekonomi . Monopoli usaha menjadi momok menyedihkan bagi para pengusaha menengah dan kecil.Mereka  mampu menguasai segalanya dari hulu ke hilir. Pada akhirnya UMKM susah bersaing dan tumbuh ,apalagi harus bersaing di Langsa pasar yang sama. 

UMKM hanya dijadikan mitra pelengkap paling bawah . Hanya sebatas tempat pembuangan CSR sebesar 2,5 persen profit perusahaan . Tidak dikasih ruang sejajar  dalamlevel bawah . Tidak ada niat tumbuh dan berkembang sebagai mitra strategis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline