"Pelaku UMKM Harus Pindah Ke Ekonomi Digital Untuk Hindari Pengaruh Negatif Resesi Ekonomi Dunia"
Banyak prediksi Krisis Ekonomi Indonesia akan terjadi pada awal tahun 2023 . Fase kritis setelah resesi disebut krisis ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi minus dalam 2 kwartal atau lebih secara berturut -turut disebut resesi.
Jika resesi ini semakin tidak terkendali akan memicu terjadinya Kondisi di mana terjadi penurunan ekonomi secara tajam.
Situasi ekonomi mengalami terjun bebas mengakibatkan penurunan pendapatan masyarakat/PDB, anjloknya harga property dan saham, inflasi tinggi dan penurunan nilai mata uang serta penurunan pertumbuhan ekonomi. Krisis Ekonomi akan berdampak pada sektor keamanan pangan,masalah sosial dan politik.
Indonesia akan mengalami situasi ekonomi yang mencekam. Prediksi ekonomi suram tahun 2023 juga sudah diakui okeh Presiden Joko Widodo,Menteri Ekonomi Sri Mulyani dan juga diamini oleh Menteri Investasi Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Dua hal sangat mendasar yang menjadi tugas berat bagi pemerintah adalah pemulihan ekonomi nasional paska Pabdemi dan ancaman dan pencegahan dampak negatif dari krisis ekonomi awal tahun 2023.
Beruntung sekali Indonesia sudah terlahir jutaan pelaku usaha yang mampu bertahan dan tumbuh disaat bencana melanda negeri ini selama hampir 2 tahun.
Jutaan UMKM telah tumbuh dan berkembang di tengah Pandemi Covid- 19. Menurut Menkop dan UMK Teten Masduki, sampai Juni 2022 tercatat 64,5 Juta UMKM dan sebesar 19,5 juta UMKM atau 30,4 persen sudah masuk dalam paltform ekonomi digital (8/8/2022).
Jokowi selalu menekankan pentingnya UMKM di tengah pandemi untuk memulihkan keterpurukan ekonomi masyarakat.
Sangat membantu dalam pertahanan dan ketahanan ekonomi nasional. Kontribusi dari 64,5 juta UMKM terhadap ekonomi nasional / PDB sebesar 61 persen.
Data catatan tersebut terbukti jika titik pertumbuhan ekonomi nasional bertumpu di sektor usaha kecil dan menengah .