Siapa sih yang ngak kenal Ganjar Pranowo,Gubernur Jateng ini baru- baru ini mendapatkan kepercayaan di kaum milenial sebagai Capres 2024 paling disukai .
Berdasarkan laporan hasil survei CSIS (26/9) Ganjar Pranowo (33,3%) unggul di pemilih generasi Z(17-24) dan Milenial ( 24-39), mengalahkan posisi Prabowo Subianto(27,5%) dan Anies Bawesdan(25,7%).
Kendati Ganjar Pranowo selalu unggul elektabilitas berbagai lembaga survei politik,namun Ganjar dan relawannya harus banyak bersabar karena belum ada satupun Parpol atau Koalisi Partai yang secara resmi merekomendasikan menjadi Capres 2024.
Sulitnya bagi Capres mendapatkan rekomendasikan dari partai, menjadi pertanyaan kemana saja selama ini, ,sementara Elite Parpol sbuk berdansa, Kok bisa ya ?
Walaupun secara resmi KPU membuka pendaftaran pasangan Presiden (Capres) dan Wakilnya(Cawapres) baru dimulai tanggal 19 Oktober -15 November 2023, namun animo masyarakat Indonesia menyambut pesta demokrasi 5 tahunan tersebut disambut sangat antusias dan mendapat dukungan membludak.
Terbentuknya puluhan organ Relawan Capres dari berbagai kelompok dukungan nama Capres membuktikan dinamika Pilpres sudah mulai menghangat.Tumbuh suburnya organ relawan capres membuktikan jika masyarakat lebih peduli pilpres dengan-jauh hari sudah mengusung idola capres yang digandrunginya. Membangkitkan optimisme jika proses demokratisasi berjalan lebih baik dari tahapan Pilpres sebelumnya.
Tentunya banyak nilai positif dengan berkembangnya relawan dari sisi penguatan masyarakat sipil untuk peduli dan melibatkan dalam setiap proses politik nasional. Ruangan seleksi kepemimpinan nasional memungkinkan akan banyak melibatkan penyertaan keterlibatan proses politik dari hulu sampai hilir. Bertindak aktif melakukan pengawasan serta evaluasi kebijakan penyelenggaraan Pilpres.
Hiruk pikuk masyarakat menggelorakan pencapresan dini sepertinya disikapi dingin oleh elite partai. Sampai saat ini belum ada nama Capres yang mendapatkan rekomendasi resmi menjadi salah satu pasangan capres di koalisi partai .
Penulis melihat jika sikap dan cara pandangan elite partai tidak lebih mereka memandang sisi keuntungan dan kerugian yang didapatkan ketika memilih dan merekomendasikan capres tertentu menjadi pasangan resmi yang akan diusung maju pilpres. itu harga mati untuk para elite partai, pilpres akan dijadikan ladang perjudian politik kekuasaan dan komersialisasi ekonomi dalam kekuasaan.
Miris sekali jika harus menyimak dan mengamati para pemegang tingkat tertinggi di partai elit partai. Partai Politik yang secara formal sebagai lembaga resmi pelaku utama baik pilpres dan pileg bisa dikatakan lamban atau tidak responsif dengan isu Pencapresan 2024.
Perlu diingatkan jika dalam pelembagaan partai politik didalamnya termasuk banyak kader pemilih dan mereka adalah yang sesungguhnya mempunyai hak kedaulatan untuk memilih dan menentukan sikap dan keputusan politik. Parpol banyak menahan dan ternyata banyak berdiam diri,menunggu waktu tepat atau memang sengaja menunda keputusan memilih dan mencalonkan Capres lebih awal.