Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Materi Modul 2.3

Diperbarui: 30 Maret 2023   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak terasa waktu untuk mengikuti pelatihan CGP sudah mau memasuki modul 3, dan semua itu hanya karena anugerah Tuhan YME bisa dilalui dengan baik. Walau penulis harus akui untuk menjalani pelatihan ini perlu perjuangan perlu kurang lebih 6 bulan karena banyak tagihan tugas LMS.Secara khusus ekspolasi  konsep dari setiap modul. Tugas LMS di

mulai dari konsep diri, teori dari topik materi, rukol antar CGP, PP, fasilitator, instruktur dan tak lupa koneksi antar materi wajib dikerjakan dari modul 1.1 sampai modul 2.3.

Koneksi materi antar modul 1.1 sampai modul 2.3 memiliki kaitan yang erat. Pada Modul 2.3 membahas tentang kegiatan coaching.  Secara umum Coaching menurut Grant, 1999 bahwa didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee, Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. 

Dari defenisi para ahli tentang coaching adalah seseorang dapat memfasilitasi agar performa/ kinerja semakin meningkat. Sedangkan proses coaching didalam dunia pendidikan teknik ini digunakan oleh kepala sekolah ketika mensupervisi para guru guru, bisa digunakan guru untuk mengcoaching peserta didik ketika menghadapi masalah. Pelaksanaan teknik coaching bagi sekolah sekolah pengerak di Indonesia juga di pelajari jadi tidak terlalu sulit untuk mengimplemtasi proses coaching jika sudah di bagikan konsepnya dan cara mengimplementasikan teknik coaching ini. 

Pelaksanaan teknik coaching menggunakan alur Tirta dan seoarang coach harus memiliki 3 kompetensi yang harus dikuasai yaitu : 1. present/kehadiran. Ketika dikaitkan dengan kehadiran bahwa seorang coach hadir memberikan waktu yang baik yaitu tanpa ada hambatan untuk benar benar memberikan ruang untuk coaching dan dari segi bodylangguae harus baik (mata, tubuh, tangan, kaki dll ) harus merespon dengan baik.

2. Keterampilan mendengar dalam hal ini seorang coach harus benar benar mendengar dengen baik yaitu tetap fokus hati dan pikiran dan 3. Mengajukan pertanyaan berbobot.yaitu pertanyaan yang bisa membuat kita bisa mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi coochee dengan detail. Dalam pembelajaran modul 2.3 ini penggunaan proses coaching dalam supervisi. Diibaratkan sebagai seorang kepala sekolah CGP diarahkan belajar memposisikan sebagai pemimpin/kepala sekolah untuk melakukan proses coaching dalam pelaksanaan supervisi terhadap rekan sejawat. 

Dalam konsep/ teori alur Tirta yaitu : 1. Tujuan, pada tahap ini seoarang coach bertanya apa tujuan dari pertemuan yang di lakukan, atau dengan  kata lain coach bertanya masalah apa yang mau disharingkan pada proses coaching. 2. Identifikasi, yaitu coach mengajukan pertanyaan yang mampu mengali informasi apa yang yang menyebabkan terjadinya masalah, 3. Rencana aksi dapat mengajukan pertanyaan dengan sebagai berikut :  Apa rencana anda dalam mencapai tujuan, Adakah prioritas yang anda miliki?

Apa strategi untuk mencapai tjuan?, Bagaimana jangka waktu yang anda perlukan?, Apa ukuran keberhasilan rencana aksi anda?,  Bagaimana cara anda mengatasi dan mengantisipasi berbagi hambatan yang kemungkinan datang? 4. Tanggung Jawab. Di tahapan akhir coaching, seorang Coach mengarahkan Coachee dengan pertanyaan seperti Apa komitmen anda terhadap rancana aksi?, Siapa dan apa yang dapat membantumu dalam menjaga komitmen?, Bagaimana dengan tindak lanjut dari kegiatan coaching ini

Kaitan  modul 2.3 yaitu membahas tentang  proses coaching dengan modul 1.1 membahas tentang filosopi Ki Hajar Dewantara. Dalam filosopi tersebut di katakan bahwa peserta didik memiliki kondrat alam dan kondrat zaman. 

Makna kondrat alam bahwa peserta didik memiliki bakat, kemampuan, latar belakang keluarga yang berbeda beda dll. Dalam hal ini ketika peserta didik kurang segi kemampuan knowledge kurang, karakter kurang baik, krisis kepercayaan diri dan masalah lain yang dialami oleh peserta didik maka hal tindakan yang dilakukan untuk pemecahan permasalahan yang ada adalah dengan melakukan dengan proses coaching. Proses coaching dengan menggunakan model Tirta.

Kaitan  modul 2.3 yaitu membahas tentang  proses coaching dengan modul 1.2  membahas tentang  nilai dan peran guru pengerak  Lima nilai yang harus dimiiki oleh guru penggerak, yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Berpihak pada murid yaitu guru dalam melakukan pembelajaran harus berpihak pada murid, desain atau rancangan pembelajaran diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline