Lihat ke Halaman Asli

Herti Utami

Hasbunallah wa nikmal wakil

Aplikasi Digital Jual Beli Sampah Plastik dan Pembuatan Kompos untuk Mitra Komunitas Sahabat Lingkungan

Diperbarui: 24 Juni 2021   09:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat Pembuangan Sampah Rajabasa / dokpri

Sampah sudah menjadi masalah di berbagai kota termasuk di kota Bandar Lampung. Permasalahan sampah seringkali menjadi keluhan dari masyarakat, mulai dari terlambatnya pengangkutan sampah yang menyebabkan bau yang tidak sedap sampai pada tercecernya sampah di luar area tempat penampungan sampah. 

Dalam mengatasi sampah diperlukan edukasi terhadap masyarakat mengenai sampah secara umum. Untuk sampah anorganik khususnya sampah plastik diperlukan proses mendaur ulang sampah dengan cara mengumpulkan sampah agar dapat dijual ke pendaur ulang sampah sehingga perlu adanya sistem untuk semua kalangan agar terlibat dalam mengatasi masalah sampah plastik.

Saat ini kehidupan masyarakat, secara umum tidak terlepas dari telpon genggam pintar (smartphone), dan banyak aktivitas yang dapat dilakukan dengan telpon genggam mereka. 

Penggunaan telepon genggam pintar ini dapat menjadikan media untuk mengajak masyarakat dalam berpartisipasi gerakan pengurangan penggunaan plastik. 

Aplikasi digital dapat dibuat untuk mempermudah dan membantu jual beli sampah plastik. Sedangkan untuk sampah organik dapat dikelola dan diolah dari sampah rumah tangga dengan membuatnya menjadi kompos. 

Dengan mengolahnya menjadik pupuk, produk pupuk ini dapat dijual juga diharapkan dapat pula terlaksana program pola hidup hijau dan lingkungan yang sehat.

Compost bag yang dibagikan

Di Bandar Lampung, terdapat Komunitas Sahabat Lingkungan (KSL) yang memiliki kegiatan peduli lingkungan salah satunya pemilahan sampah. Usaha ini digerakkan oleh wakil kelompok yang bernama Bu Murni dan teman temannya di Bandar Lampung. Di sini kita bisa melihat proses pemilihan sampah secara sederhana sudah menjadi kebiasaan setiap anggota kelompok. 

Namun kegiatan ini akan berakhir sia-sia di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maka sampah-sampah itu akan tercampur kembali jika tidak ada upaya lebih lanjut. Mitra KSL ini memilah sampah sekedarnya saja, hanya sampah yang kiranya dapat diberikan kepada pemulung atau dijual kembali yang mereka sisihkan, namun sisanya belum termanfaatkan. 

Kegiatan lebih lanjut diperlukan terutama pada pemilahan sampah plastik yang merupakan sampah anorganik, dan pada pengolahan sampah organik menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu kompos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline