Lihat ke Halaman Asli

Herti Utami

Hasbunallah wa nikmal wakil

Bagaimana Sebaiknya Membuat Wedang Uwuh, Menggunakan Air Panas atau Direbus Sampai Mendidih?

Diperbarui: 25 Oktober 2020   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu adalah pertanyaan seorang teman. Yang perlu dipikirkan untuk menjawabnya secara jelas dan lebih detil. Ada yang belum tahu apa itu wedang uwuh?

Itu lho, minuman khas dari Imogiri, Yogyakarta. Wedang uwuh itu biasanya terdiri dari  jahe, batang cengkeh, daun cengkeh, daun kayu manis kering, daun pala kering, serutan kayu secang, dan gula batu. Karena ada jahenya, maka minuman ini dapat menghangatkan tubuh. Melihat komposisi kandungan wedang uwuh yang terdiri dari bahan sumber antioksidan, maka khasiatnya juga bertambah sesuai dengan komponen dominan penyusunnya.

Wedang Uwuh (Dokumen Pribadi)

Nah coba kita lihat. Apa saja kira-kira komponen penyusun wedang uwuh itu. Warna minuman ini merah. Ini dari zat warna yang ada di serutan kayu secang. Apa senyawa yang terdapat di kayu secang, jahe, tangkai cengkeh, daun cengkeh, daun kayu manis kering, daun pala kering, tersebut?

  • Kayu Secang

Kayu secang (Caesalpinia sappan L) mengandung pigmen, tanin, brazilin, asam tanat, resin, resorsin, brazilin, sappanin, dan asam galat (Lemmens dan Soetjipto, 1992). Dari komponen tersebut yang paling menarik adalah zat warna yang terkandung dalam pada kayu secang yaitu brazilin yang menghasilkan pigmen warna merah. 

Brazilin (C16H14O5) merupakan komponen terbesar kayu secang yang memiliki gugus catechol pada struktur kimianya. Pigmen ini memiliki warna merah tajam dan cerah pada pH netral (pH=6-7) dan bergeser ke arah merah keunguan seiring dengan meningkatnya pH. Semakin banyak zat warna yang terkandung maka warna yang dihasilkan semakin tua

Tanaman ini mengandung berbagai macam komponen bioaktif, seperti flavonoid, senyawa fenol, brazilin, brazilein, protosappanin yang berperan sebagai antioksidan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen aktif yang terkandung dalam secang memiliki kemampuan antimikroba, antidiabetik, sitotoksik, hepatoprotektif, dan antitumor (Badami, 2003; Badami, 2004).

Uji fitokimia menunjukkan bahwa kayu secang mengandung senyawa kimia dari kelompok alkaloid, flavonoid, dan saponin. Senyawa fitokimia yang berperan sebagai antioksidan pada kayu secang adalah brazilin dan flavonoid (Shafwatunida, 2009 dalam Sufiana dan Harlia, 2012). 

Widowati (2011) menyatakan bahwa ekstrak kayu secang juga mengandung terpenoid yang tinggi. Aktivitas antioksidan yang tinggi dari ekstrak kayu secang juga diduga karena kandungan terpenoid, seperti monoterpene dan diterpen.

Ernawati (2013) menyatakan semakin tinggi suhu dan semakin lama penyimpanan, ekstrak kayu secang dalam bentuk larutan atau serbuk, maka aktivitas antioksidan mengalami penurunan seiring dengan penurunan kadar fenolik flavonoid dan vitamin C. Hal ini dapat dilihat pada seduhan ekstrak yang mengalami perubahan warna bila dipanaskan, menjadi warna yang lebih pucat (warna memudar). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline