Lihat ke Halaman Asli

Herti Utami

Hasbunallah wa nikmal wakil

Akhirnya Saya Bisa ke Grand Bazaar Juga

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1384835726154275439

Pada tulisan saya yang hampir setahun lalu tentang kesasar di Chatuchak Weekend Market di Bangkok yang tulisannya bisa anda baca di sini, di akhir tulisan tertulis keinginan saya untuk mengunjungi pasar yang lebih besar yaitu Grand Bazaar di Istanbul….nah setelah hampir setahun, keinginan itu rupanya bisa terwujud.

Mungkin keinginan untuk mengunjungi Istanbul itu demikian kuatnya sehingga saya seolah-olah sudah hafal ceritanya. Tulisan artikel tentang Istanbul yang ditulis oleh Bart Mohamad ; Taufikuieks ; Tyas ; Amie Andari ; Rahmasb ; Septin Puji Astuti dan Wandra Aira, telah saya baca seluruhnya (saya sangat berterimakasih karena mereka menuliskan pengalamannya selama di Istanbul). Dan saya juga komen untuk ingin ke Istanbul dan berharap keinginan tersebut terwujud (contohnya adalah di tulisan ini ).

Sebenarnya saya juga menganggap bahwa siapapun yang meng-klik tulisan saya tersebut ikut meng-aminkan do’a saya, meskipun tidak membaca artikelnya…he he he. Nah setelah di-klik 2500 lebih pembaca akhirnya keinginan saya terkabul. Alhamdulillah. Mungkin ini bisa menginspirasi para pembaca yang punya keinginan tertentu, agar selalu berdo’a dan minta dido’akan oleh orang lain. Selain itu harus berusaha tentunya. Nah, inilah salah satu oleh-oleh ceritanya.

1. Grand Bazaar

Grand Bazaar atau disebut dengan Kapalicarsi yang dalam bahasa Turki artinya covered bazaar adalah sebuah pasar tertutup yang terluas dan tertua di dunia, yang wajib dikunjungi, karena semua barang apapun sepertinya ada di pasar ini. Di sini ada lebih dari 3000 toko atau kios. Ini merupakan pasar yang didirikan pada abad ke 15, atau pada tahun 1455. Jadi sudah berusia 558 tahun! Memang sudah cukup tua yaa, ini bisa kita lihat dari bangunannya yang memang tua, dengan lorong-lorong panjang dan atapnya dengan arsitektur khas yang melengkung.

[caption id="attachment_267416" align="aligncenter" width="422" caption="Gerbang masuk Grand Bazaar (Dok. Herti)"]

13742191841170757063

[/caption]

Dari daerah Sirkecitempat kami menginap, cukup berjalan kaki menuju ke Grand Bazaar.Sebenarnya bisa naik tram, dengan ongkos tram adalah 3 Lira. Tapi sambil menikmati kawasan Sirkeci menuju ke Sultanahmet, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja, meskipun aha, ternyata jalannya sedikit menanjak, so lumayan capek juga. Tapi bayangan mau ke pasar dan berbelanja membuat kami bersemangat. Lagipula ini pertama kalinya ke Grand Bazaar, jadi tujuan utamanya lebih ke melihat-lihat dahulu. Toh masih banyak waktu untuk mengunjungi pasar ini berkali-kali.

[caption id="attachment_267417" align="aligncenter" width="422" caption="Lorong di dalam Grand Bazaar (Dok. Herti)"]

13742192571150318851

[/caption] [caption id="attachment_267419" align="aligncenter" width="556" caption="Di dalam Grand Bazaar (Dok. Herti)"]

1374219345174640571

[/caption]

Dari gerbang masuk ke Grand Bazaar tampak lorong-lorong, dengan kios-kios tempat berbagai macam dagangan seperti souvenir khas Turki, pashmina, kaos, produk kerajinan kulit terutama jaket kulit yang cantik-cantik modelnya, perhiasan, berbagai macam keramik, permadani, tas, berbagai makanan khas dll. Benar adanya kalau pasar ini ternyata teramat luass….

[caption id="attachment_267420" align="aligncenter" width="556" caption="Di bagian atas bangunan, lengkung arsitekturnya khas (Dok. Herti)"]

13742194001103993385

[/caption]

Mengingat begitu luasnya pasar ini, dan lorongnya begitu banyak, saya sudah takut aja kesasar lagi. Jadi bener-bener jangan sampai terpisah dengan teman. Jadi sambil berbelanja, sambil celingukan jangan sampai ada teman yang tertinggal. Kadang-kadang ada rasa malas juga menawar, karena memang berbelanja di sini diperlukan keahlian menawar. Itu hal yang paling tidak saya suka. Karena saya pada dasarnya bukan tipe penawar yang handal dan gigih. Dan rata-rata para pedagang itu juga sulit untuk ditawar. Misalnya harga T-shirt tidak bisa turun lagi di bawah 10 Lira, ya sudah kami membelinya. Eeee di waktu lain ketika berbelanja lagi di sini, dapatlah 5 Lira, saat itu bertemu pembeli rombongan ibu-ibu dari Indonesia yang langsung memborongnya. Hmmm menyesalkah? Tapi kalau diperhatikan, ketika kami mendapat harga 10 Lira, memang kualitasnya lebih bagus. Jadi tidak terlalu menyesal juga karena di toko souvenir di bandrol 15 Lira.

Yang paling mengesalkan sebenarnya adalah pertanyaan para pedagang yang sok akrab menyapa, dan pasti tebakan mereka salah, karena mengira kami dari Malaysia. Saking malesnya denger tebakan mereka itu, sering kami menjawab kalau kami ini dari Thailand atau Singapore, he he he.

2. Spice Bazaar

Spice Bazaar atau disebut juga Misir Carsisi, seperti pada papan di gerbang masuknya tertulis bahwa berdiri tahun 1664, disebut juga Egyptian market. Ini merupakan pasar terbesar ke dua setelah Grand Bazaar. Lokasinya di daerah Fatih, dekat dengan Eminonu, dan satu area atau satu bagian dengan Yeni Camii, atau masjid baru. Cukup melangkahkan kaki beberapa langkah saja untuk ke Spice Bazaar dari halaman masjid tersebut. Karena kami menginap di daerah Sirkeci, maka berjalan kaki ke Spice Bazaar lebih dekat jaraknya daripada ke Grand Bazaar. Dari hotel cukup berjalan kaki lurus, dengan melewati beberapa perempatan kecil, lalu sampailah kami ke Spice Bazaar.

[caption id="attachment_267421" align="aligncenter" width="422" caption="Gerbang masuk Spice Bazaar (Dok. Herti)"]

1374219509338808777

[/caption]

[caption id="attachment_267422" align="aligncenter" width="556" caption="Bangunan Spice Bazaar dari tangga Yeni Camii (Dok. Herti)"]

13742195651373314983

[/caption]

Barang-barang yang dijual di Spice Bazaar, hampir sama saja dengan di Grand Bazaar. Hanya memang lebih lengkap di Grand Bazaar. Seperti yang saya lihat sekilas, kalau produk kerajinan kulit seperti jaket yang modis, tidak terlihat di pasar ini. Namun, souvenir, t-shirt, keramik, makanan seperti turkish delight dan baklava, bumbu-bumbu, pashmina, tas, peci, perhiasan emas, perak dll, semua ada di sini. Hanya sama saja dengan di Grand Bazaar, di sini juga diperlukan keahlian menawar.

[caption id="attachment_267423" align="aligncenter" width="556" caption="Lorong di Spice Bazaar (Dok. Herti)"]

13742196271825142832

[/caption]

[caption id="attachment_267425" align="aligncenter" width="422" caption="Bermacam-macam pashmina dan keramik (Dok. Herti)"]

1374219689626522343

[/caption] [caption id="attachment_267426" align="aligncenter" width="422" caption="Kerudung dan pashmina (Dok. Herti)"]

13742197661640812799

[/caption]

[caption id="attachment_267427" align="aligncenter" width="556" caption="Turkish Delight (Dok. Herti)"]

13742198302143506101

[/caption]

1374219878347748519

Nah, berhubung jarak Spice Bazaar lebih dekat, kami lebih sering mengunjungi Spice Bazaar ini dibanding dengan Grand Bazaar. Kalau berbelanja di Grand Bazaar saya lebih takut untuk tersesat. Ini tidak mungkin terjadi di Spice Bazaar, karena hanya ada 1 lorong besar, dan pasar ini jauh lebih kecil, dibandingkan dengan Grand Bazaar. Namun demikian akhirnya keinginan saya untuk mengunjungi pasar-pasar di Istanbul bisa tercapai.

Tidak lengkap jika ke Istanbul tanpa mengunjungi Grand Bazaar atau Spice Bazaar. Salam jalan-jalan.

*****

Sumber informasi artikel :

http://en.wikipedia.org/wiki/Grand_Bazaar,_Istanbul

http://en.wikipedia.org/wiki/Spice_Bazaar,_Istanbul

(Artikel Herti tentang Catatan Perjalanan Istanbul 3, 16-24 Juni 2013)

Artikel lainnya :

Catatan Perjalanan Istanbul: Blue Mosque, Makanan Kaki Lima, Yeni Camii, Topkapi, Dolmabahce, Hagia Sophia, Bosphorus, Taksim, Jembatan Galata, Sirkeci, Kennedy Caddesi dan Gulhane Park




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline