Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Hujan di Pengujung Januari

Diperbarui: 31 Januari 2025   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kotagede membasah/Foto: Hermard

Hujan menderai di ujung Januari, seperti bisikan masa kecil di pelataran kenangan

Di bawah rintik, kulepas perahu kertas,
menitip mimpi pada likaliku aliran sungai memanjang

Hujan seperti nyanyian ibu melompat dari jendela,
merangkul gigil dalam dekapan seberkas cahaya

Aku bersejingkat di halaman  basah,
melangkahi dunia tanpa  lelah

Lalu kutemui hujan di matamu, kekasih,
seperti luka yang tak hendak pergi

Tangis  meluruh di pelipis senja,
mengenang cinta yang hampir sirna

Hujan adalah aliran kehidupan,
dari tanah ke langit, kembali ke denyut nadi

Tumbuh di akar, mengalir ke darah,
menghidupi resah

Aku yakin, kelak hujan menjadi nyanyian terakhir,
menyentuh dinginnya batu nisan, hening dan lirih

Di tiap tetesnya, kutemukan makna,
tentang hidup, cinta,  kefanaan

Hujan di penghujung Januari tak sekadar rintik,
ia adalah titik-titik tak tereja di hati yang beku
di jasadku
bisu membatu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline