Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Kompasiana Pancen Oye!

Diperbarui: 10 Oktober 2024   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyongsong 16 Tahun Kompasiana/Foto: dokpri Hermard

Kompasiana pancen oye! Begitulah decak kagum yang ingin saya teriakan sambil jingkrak-jingkrak mengelilingi  Gelora Bung Karno menjelang ulang tahun ke-16 Kompasiana dengan ajakan: Empat kali empat, enam belas. Sempat, tidak sempat ucapkan ultah Kompasiana ke-enam belas!

Kompasiana merupakan tempat berlabuh saya setelah media cetak (koran), terutama koran lokal, mulai mengalami keterpurukan: gulung tikar, honor berkurang drastis, ruang seni-sastra dan budaya hidup segan mati  tak hendak. Kalau semula halaman seni budaya satu halaman penuh, kemudian bekurang menjadi setengah halaman. 

Celakanya kalau banyak iklan masuk, termasuk ucapan duka cita, maka yang menjadi korban adalah halaman seni budaya, bukan halaman olah raga, hiburan, ekonomi, maupun opini. Artinya pada saat iklan berjibun, halaman seni budaya menjadi sasaran tembak yang empuk untuk dilumpuhkan! 

Menghadapi kenyataan seperti ini, saya bertanya dalam hati, apakah  kita memang bangsa yang berbudaya, benar-benar mengutamakan kebudayaan?

Situasi tersebut menyebabkan saya harus pindah ke media online agar kegemaran menulis tetap bisa dilakukan dengan nyaman.  Kompasiana menjadi pilihan karena merupakan platform blog untuk semua orang; berbasiskan user- generated, setiap konten-baik artikel, foto, video, dan komentar- dibuat dan ditayangkan langsung oleh Kompasianer. 

Dengan slogan "Beyond Blogging" -lebih dari sekedar ngeblog- mencerminkan semangat dan tekad pengelola Kompasiana menghadirkan sesuatu yang lebih bermakna dan bernilai bagi pengguna. Selain itu, Kompasiana merupakan blog bergengsi dengan sederet penghargaan yang diterima: Asian Digital Media Awards-2010 (Best in Digital Content - User Generated Content) WAN-IFRA, Kanal Blog Citizen Journalism Terbaik dari Pesta Blogger 2010, dan Marketeers Netizen Champion dari majalah Marketeers.

Setelah agak lama bergabung (terdaftar sejak 19 November 2022), saya menyadari bahwa Kompasiana ternyata  bukan sekadar media bertukar ide melalui berbagi tulisan, namun juga berfungsi sebagai media sesrawungan, sapa aruh antarkompasianer. 

Di samping itu, yang saya suka, Kompasiana (melalui kerja admin)  berfungsi pula menjadi semacam bank arsip yang mencatat (sekaligus mendokumentasikan) berapa tulisan yang dihasilkan, jumlah pembaca, interaksi, komentar, point yang dicapai, jumlah artikel utama, artikel pilihan bagi masing-masing Kompasianer. Hal ini menjadi penting karena  para Kompasianer memiliki data berkaitan dengan jumlah dan nasib tulisan yang dihasilkan.

Banyak Kompasianer yang menginspirasi dan berkesan bagi saya: Dab Sirpa, Mbak Henni Triana, Mbak Isti Yogiswandani, Mbak Suprihatin, Mbak Halimah Maysaroh, dan Neng Itha Abimanyu. 

Meskipun tinggal di belahan Amerika dan jarang menulis, tetapi Dab Sirpa kerap singgah serta meninggalkan komentar di setiap tulisan saya. Kebetulan ketika kuliah di Yogya, ia tinggal di wilayah Petinggen, bersebelahan dengan kampung Jetisharjo, tempat tinggal saya semasa kanak-kanak. Jadi dalam kesempatan tegur sapa, kami seperti berada dalam lingkaran "satu tanah air" AM Sangaji (jalan besar yang melintasi Petinggen-Jetisharjo) sehingga kalau saling berkomentar berani waton nyelekop!

Mbak Henni saya kagumi karena tulisan-tulisannya mengenai Jerman begitu inspiratif dan memberi wawasan baru. Tiga perempuan lainnya, Mbak Isti, Mbak Suprihatin, dan Mbak Halimah, selalu bersedia membaca tulisan-tulisan saya dari A sampai Z, terbukti dengan komentar-komentar mereka menyangkut isi tulisan yang tak pernah meleset.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline