Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

S3 Marketing ala Rumah Pagar Merah

Diperbarui: 17 September 2024   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagar merah/Foto: dokpri Hermard

Rumah  Pagar Merah (RPM)  terletak di gang kampung  dengan lebar jalan hanya cukup dilalui  satu kendaraan roda dua. Kalaupun sepeda motor harus putar balik, pasti pengendaranya akan susah payah mencari celah agar bisa putar arah. Pun juga jika berpapasan di ujung mulut gang, harus ada yang mau mengalah. Masuk beberapa meter dari mulut gang, tergantung tulisan "Naik kendaraan harap turun".

Gang sempit memanjang/Foto: Hermard

Meskipun   bagi orang lain tempat itu dianggap kurang menguntungkan untuk mengelola penginapan karena  mobil tidak bisa masuk, akses jalan  sempit, tetapi tidak begitu bagi Pak Denga dan Bu Ited yang sudah mengakrabi  kehidupan di kampung Notoyudan, Yogyakarta.

"Saya sudah bermukim di kampung ini sejak tahun delapan puluhan, meskipun dulu tinggal di sisi utara. Kebetulan ini merupakan tanah milik keluarga. Kemudian munculah gagasan membangum homestay untuk mengisi kegiatan hari tua. Memang letak tanahnya di gang sempit, tapi mau bagaimana lagi?  Justeru ini merupakan tantangan," jelas Pak Denga, pensiunan bank daerah di Semarang, saat ngobrol di keteduhan halaman RPM (21/8/2024).

Meskipun harus lara lapa (bersakit-sakit), tapi pasangan  ini meyakini bahwa rezeki sudah ada yang mengatur dan tak mungkin tertukar. Bu Ited bermodal pengalaman pernah bekerja di biro travel, mengantongi ijazah sarjana Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma, mulai menjalankan bisnis homestay  pada tahun 2022.

Perempuan yang tak lagi muda itu madhep mantep marep (bertekad bulat) menekuni usahanya. Meskipun  tidak benar-benar memahami   apa itu strategic business concept, suistainable competitive advantage,  positioning dan diferensiasi dalam menjalankan marketing bisnis, kemauan kerasnya membuka usaha penginapan tak terbendung.

Penamaan homestay yang masuk  sepuluh meter (ke barat) dari Jalan Letjen Suprapto, berseberangan langsung dengan SD Negeri Gedongtengen,dilakukan secara spontan karena pagar besi pengamannya bercat merah, jadilah diberi nama Rumah Pagar Merah Homestay.

Mempertimbangkan posisinya di dalam gang Jlagran, Pringgokusuman, Gedongtengen, untuk memasarkan penginapannya, Bu Ited tidak memanfaatkan  influencer marketing, content marketing, video tour, atau iklan berbayar. Sebaliknya ia justeru melakukan marketing out of the box dengan mengedepankan pelayanan ramah dan responsif. 

Perempuan cekatan itu tidak segan-segan menjemput tamunya ke stasiun kereta api Tugu, Jalan Pasar Kembang, dengan mengendarai sepeda motor. Jarak stasiun dengan RPM cukup dekat, hanya sekitar setengah kilometer. 

Sesampainya tamu di RPM disuguhi    welcome drink. Bagi turis asing, sambutan ini bisa jadi terasa unik karena Bu Ited seringkali menyertakan  camilan tak biasa: intip, pisang goreng, keripik kucai, lupis, kerupuk, dan nyamilan tradisional lainnya.

Bu Ited bersama tamu asing/Foto: Denga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline