Jika hidup itu pilihan dan pilihan itu adalah keputusan yang selalu diikuti oleh risiko, maka beranilah mengambil keputusan dengan perhitungan yang tepat untuk meminimalkan konsekuensi yang akan dihadapi.
Setidaknya itulah tema yang hendak disampaikan melalui pementasan Anne Boleyn yang ditampilkan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta dalam rangka pelaksanaan Gempita Pesona Bhakti Taruna SMA Negeri 7 Yogyakarta (10/8/2024).
Cerita yang berangkat dari film ini mengisahkan seorang wanita ambisius dalam memenangkan cinta dan kekuasaan seperti yang ia inginkan. Isteri raja itu kemudian berdiri di tengah intrik politik dan persaingan di Istana.
Anne Boleyn menemukan dirinya terjebak oleh permainan kekuasaan berbahaya atas pilihan yang ia buat. Raja Henry VIII memberikan cinta dan kekuasaan untuk istrinya. Namun, buah hati Anne Boleyn dan Henry VIII, nyatanya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Sang Raja yang mendambakan anak laki-laki. Keadaan memaksa Anne menghadapi pengkhianatan tak terduga.
"Proses latihannya cukup lama, hampir lima bulan dan melalui tahapan pembacaan, pendalaman naskah, hingga latihan rutin berkaitan dengan gesture, moving, dan blocking," jelas Gendhis Manis selaku sutradara.
Kendala lain yang dihadapi karena yang terlibat di dalam pementasan ini kebanyakan siswa yang juga memiliki kegiatan atau event lain, sehingga menyamakan waktu latihan bukanlah hal mudah.
Begitu pun penulisan naskahnya cukup menguras energi, memakan waktu karena berangkat dari film The Other Boleyn Girl---dirilis pada tahun 2008, disutradarai oleh Justin Chadwick dengan pemeran antara lain Natalie Portman dan Eric Bana. Film ini berangkat dari novel The Other Boleyn Girl karya Philippa Gregory.
Cerita Enthroned Betrayal: Anne Boleyn merupakan karya besar, diangkat dari kisah percintaan di kerajaan Inggris. Raja Henry VIII yang masih dalam ikatan pernikahan dengan ratu pertama, jatuh hati kepada Anne Boleyn, seorang wanita muda mempesona.
Keadaan menjadi rumit karena Raja Henry VIII juga memiliki hubungan terlarang dengan Mary, saudara perempuan Anne. Hal ini karena Anne tidak segera mampu melahirkan anak laki-laki sebagai putra mahkota.
"Siswa yang terlibat dalam pementasan ini patut diapresiasi. Mereka terlibat dari proses pemilihan cerita, menuliskan menjadi naskah drama, kemudian casting peran sampai pada proses latihan hingga digelar menjadi seni pertunjukan," jelas Agus Leyloor Prasetya sebagai pembimbing teater dalam event Gempita Pesona Bhakti Taruna.