Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Puisi Malam

Diperbarui: 13 November 2023   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik Nol Kilometer/Foto: Hermard

Malamku mengapa engkau belok ke kiri, sedangkan aku ingin ke kanan. Hujanmu berjatuhan riuh di genting hatiku, kelu. Sudahlah, berhentilah, biarkan aku hening menangkapi sepi demi sepi di ujung jalan penantian. Anginmu begitu jahat menampar-nampar, melemparkan nasib ke ranting pohon yang tak berukir namamu. Ada tulisan menggantung: dilarang memanjat kecuali ditemani desau kesetiaan.

Kali ini aku sendirian. Kedinginan. Mengapa selimut dengan gambar jantung hati itu tiba-tiba hilang? 

Gelapmu terlalu asyik menyelinap di gang buntu dukaku. Malam begitu sempurna. 

"Belok kiri jalan terus," bisikmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline