Lihat ke Halaman Asli

Herry Mardianto

TERVERIFIKASI

Penulis

Tahu Pojok Magelang: Nguliner Tahu Kupat Pionir

Diperbarui: 12 Februari 2023   09:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para penggila tahu Pojok/Foto: Hermard

Jangan mudah tergoda melihat deretan warung tahu kupat dengan papan nama mencolok sepanjang jalan raya Blabak hingga Magelang. Meskipun semuanya enak. Tergodalah pada tahu kupat Pelopor di Blabak  atau  tahu  Pojok, Magelang.  Tahu  Pojok sudah ada sejak tahun 1942, sedangkan tahu kupat Pelopor muncul kemudian pada  tahun 1965.

Hampir sama dengan makanan legendaris di tempat lainnya, tahu kupat Pojok pun dirintis dengan cara berjualan dipikul, kemudian meningkat menggunakan gerobak dorong.

Awalnya tahu Pojok dijajakan  keliling kota dan mangkal di sekitar alun-alun Magelang. Akhirnya pada tahun 1958 menempati salah satu kios di Jalan Tentara Pelajar No. 14, Magelang.  Jika dari arah Yogyakarta, letaknya sebelum alun-alun Magelang.

Jangan salah pilih/Foto:Hermard

Di  lokasi ini terdapat deretan kios, ada juga yang berjualan tahu kupat. Untuk itu   sebaiknya Anda tidak salah masuk ke kios lain. Masuklah ke kios dengan dominasi warma hijau, memasang papan nama  bertuliskan "Makanan Khas Daerah Tahu Kupat---Tahu Pojok Magelang"

Meskipun kini dikelola oleh generasi ketiga, tetapi warung tahu Pojok tetap diminati pelanggan, terutama jika pas jam makan siang. Terkadang pelanggan rela  antre karena keterbatasan tempat.

Mengapa pelanggan tetap ketagihan datang ke sini? Tak lain karena rasa dan olahan bahan pilihan yang digunakan tetap terjaga dengan baik.

"Iya, resep warisan keluarga dan olahan bahannya ditangani oleh keluarga Bu Kuntari. Kami tinggal menyajikannya," terang seorang pramusaji yang melayani kami dengan ramah.

Godaan tahu Pojok Magelang/Foto: Hermard

Di meja kami  terhidang enam piring dengan irisan kupat, tahu, dan bakwan, ditaburi sayuran  kol, kecambah, bawang goreng,  seledri. Kuah kacangnya bening  cair, hangat, bercampur dengan kecap. Kuahnya  terlihat bening karena bumbu kacangnya digiling halus.

Keramaian penikmat tahu/Foto: Hermard

"Tahunya hangat, sangat enak. Lembut dan gurih di lidah," ujar ibu negara Omah Ampiran sesaat setelah merasakan sesuap tahu kupat.

Saat sedang asyik melahap tahu kupat, seorang lelaki masuk membawa ember  berisikan tahu berukuran besar-besar. Tahu putih kenyal itu langsung dibawa masuk ke dapur untuk diolah. 

Dalam penyajiannya, tahu selalu digoreng mendadak saat pelanggan memesan. Sengaja digoreng setengah matang dengan irisan agak tipis supaya terasa lembut saat disantap.
Selain teh, jeruk, tersedia pula minuman tradisional wedang jahe, ronde, dan sekoteng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline