Begitulah, Yogyakarta tak akan kehabisan sisi menariknya sebagai tempat wisata dan kuliner. Dari keelokan tebing Breksi sampai jajaran pantai indah di Wonosari; dari hangatnya kopi jos sampai nyamleng-nya rasa mie lethek.
Kali ini Yogyakarta menawarkan pengalaman baru, sensasi menikmati menu angkringan di alam terbuka, bukan di bawah tenda! Pelanggan dapat memilih tempat sesuka hati: di gazebo, joglo, limasan, di pinggir sungai, atau di manapun Anda mau!
Yaps, inilah salah satu keunikan angkringan Kali Klangsi di desa Babrik, Jamblangan, Seyegan, Sleman.
"Menu utama makanan ndeso yang kami sediakan akan berganti setiap hari. Sekarang nasi sayur tempe lombok ijo, besok lodeh lompong, lusa oseng-oseng, dan lainnya," jelas Mbak Watik, salah seorang pengelola angkringan.
Menu lainnya berupa nasi bakar, nasi putih dengan tambahan lauk ala angkringan pada umumnya: sate usus, sate telur puyuh, kepala ayam, ceker, tahu tempe, dan sosis.
Bagi yang tidak ingin "makan berat" tersedia tahu isi, pisang goreng, dan aneka makanan ringan dalam bungkus plastik berupa kripik, peyek, alen-alen, serta lainnya.
"Pisang gorengnya terasa enak, manis alami. Pisang kepok kuning yang benar-benar sudah tua. Saya selalu request untuk digoreng agak gosong. Jos tenan!" ujar Mbak Mufidah yang tengah santai bersama beberapa teman sosialitanya.
Angkringan ini merupakan bagian dari tempat outbond dan outing Kali Klangsi Echo Edupark. Menawarkan lanscape panorama alam persawahan, pohon-pohon besar, sungai kecil dengan air mengalir bening, dan suasana damai khas pedesaan: asri, bebas polusi.
Jika ingin menikmati kuliner sambil menghabiskan waktu bersama keluarga dengan memancing di kali Klangsi, pelanggan bisa menyewa alat pancing dilengkapi umpannya.
Angkringan buka dari pukul sepuluh pagi sampai pukul sembilan malam. Cobalah datang sore hari, suasanya akan terasa syahdu. Terlebih jika cuaca cerah dan matahari hampir tenggelam.